Mabes Polri: Tidak Ada Polwan yang tak Lulus karena tak Perawan

Jumat, 21 November 2014 – 22:28 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri Brigjen Arthur Tampi, menegaskan bahwa tidak ada calon polisi wanita yang tak lulus karena tak perawan. 

Dia menegaskan bahwa keperawanan bukan jadi faktor utama lulus atau tidaknya calon polwan. “Tidak ada istilah tidak lulus karena tidak perawan,” kata Arthur dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jumat (21/11).

BACA JUGA: LPSK Harapkan Jaksa Agung Baru Proaktif Lindungi Saksi

Menurut Arthur, memang dalam seleksi anggota Polri dilakukan tes kesehatan, baik untuk pria maupun wanita. Mulai dari kesehatan mata, gigi, termasuk organ reproduksi. 

Nah, ia mengatakan, untuk memeriksa kelamin perempuan dokter hanya melihat dan tidak menyentuh selaput darah. “Tidak pernah ada istilah kita memeriksa keperawanan. Kita tidak pernah fokus periksa keperawanan,” kata Arthur.

BACA JUGA: Polemik Bos Pertamina, Jokowi Disarankan Gunakan Metode SBY

Isu tes keperawanan bagi penerimaan Anggota Polri diduga muncul dari situs internet palsu yang mengatasnamakan institusi Polri. Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Agus Rianto mengatakan pada banner website palsu itu juga mencatut logo Humas Polri yang diduga diambil dari jejaring sosial.

Pada situs www.infopendaftaranpolri.com, jelas-jelas menyebut bahwa calon perserta wanita harus dites keperawanannya.  Pada situs palsu tertulis, "Selain adanya beberapa tes kesehatan dan jasmani, para wanita yang ingin menjadi polwan juga akan melakukan tes keperawanan. Jadi semua wanita yang mau mendaftar Polwan harus menjaga keperawanannya."

BACA JUGA: Soal Pemilihan Prasetyo, JK: Kan Saya Ikut Presiden Saja

Menurut Agus, informasi menyesatkan inilah yang mungkin dijadikan rujukan bagi beberapa pihak. “Situs asli adalah penerimaanpolri.go.id, yang palsu itu infopendaftaranpolri.com. Mereka komersil, bukan dari pemerintah,” kata Agus di Mabes Polri, Jumat (21/11). 

Agus pun menegaskan, Bareskrim akan menelusuri situs tersebut karena menyebarkan informasi yang menyesatkan. Dia pun meminta masyarakat tidak terpengaruh dan menelan mentah-mentah informasi menyesatkan tersebut. "Mohon jangan ditanggapi karena infonya menyesatkan," pungkas Agus. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Mulai Ditinggalkan Pendukungnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler