Mabes TNI Gelar Doa Bersama HUT Ke-74 TNI dan untuk Pahlawan Revolusi

Selasa, 01 Oktober 2019 – 08:55 WIB
Mabes TNI menggelar “Doa Bersama HUT ke-74 TNI dan Untuk Pahlawan Revolusi” yang dilaksanakan secara serentak di empat tempat yakni Islam, Katolik, Hindu dan Protestan di Mabes TNI, Jakarta, Senin (30/9). Foto: Puspen TNI

jpnn.com, JAKARTA - Dalam rangka menyambut peringatan HUT ke-74 TNI tahun 2019, Mabes TNI menggelar “Doa Bersama HUT ke-74 TNI dan Untuk Pahlawan Revolusi” atas jasa-jasa para pahlawan bangsa yang rela mengorbankan jiwa raganya demi merah putih.

Doa Bersama diikuti 7.057 orang Prajurit dan PNS TNI dan Polri yang dilaksanakan secara serentak di empat tempat yaitu Agama Islam di lapangan Plaza, Agama Kristen Protestan di Gereja Bukit Kasih, Agama Kristen Katolik di Gereja Bunda Maria Fatimah dan Agama Hindu di Pura Tri Jaya Dharma Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin malam (30/9/2019).

BACA JUGA: Peringatan HUT TNI Biasa Saja

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto diwakili Kasal Laksamana TNI Siwi Sukma Adji dalam sambutannya mangatakan doa bersama ini sesungguhnya tidak hanya ditujukan kepada TNI yang akan berulang tahun pada tanggal 5 Oktober nanti. 

BACA JUGA: HUT Armada RI Momentum Mewujudkan TNI AL Berkelas Dunia

Uskup Mgr. Yohanes Harun Wiyono memimpin “Doa Bersama HUT ke-74 TNI dan Untuk Pahlawan Revolusi” yang diikuti prajurit dan PNS TNI beragama Katolik di Gereja Katolik Bunda Maria Fatima, Mabes TNI, Jakarta, Senin (30/9). Foto: Puspen TNI

“Tetapi lebih luas lagi kita berdoa bagi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini. Kita berdoa bagi persatuan dan kesatuan bangsa yang akan membawa kepada kejayaan Indonesia,” ujarnya seperti dilansir dalam siaran pers Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Sus Taibur Rahman.

BACA JUGA: Kiai Ma’ruf dan Ulama Gelar Doa Bersama untuk Korban Tsunami

Menurut Panglima TNI, akhir-akhir ini kita merasakan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia, semakin rumit berbagai bencana dan peristiwa bertubi-tubi. 

“Kita alami bersama mulai dari gempa bumi, letusan gunung berapi, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, kerusuhan di Papua dan Papua Barat sampai demonstrasi yang berujung kerusuhan dan hiruk-pikuk Pilkada serentak dan Pemilu dan sebagainya,” terangnya.

Dr. I Wayan Swastika memimpin “Doa Bersama HUT ke-74 TNI dan Untuk Pahlawan Revolusi” yang diikuti prajurit dan PNS TNI beragama Hindu di Pura Tri Jaya Dharma Mabes TNI, Jakarta, Senin (30/9). Foto: Puspen TNI

Lebih lanjut, Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara sedang menghadapi cobaan, di usia 74 tahun ternyata belum cukup dewasa. Untuk itu bangsa Indonesia agar saling menghargai dan menghormati, menyadari perbedaan dan menjadikan kekuatan serta bahu-membahu dalam pembangunan pendiri bangsa ini.

“Sesungguhnya kita sudah menyadari hal tersebut sehingga menjadikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan, sebagai bagian dari komponen bangsa TNI memiliki kewajiban untuk bersinergi dengan komponen lainnya. Kita harus bersama-sama memanfaatkan setiap potensi yang ada untuk kesejahteraan rakyat dan kemajuan bersama,” kata Panglima TNI.

Panglima TNI juga berpesan agar tidak boleh ada yang tertinggalkan dan terpinggirkan atau tertinggal sama sekali. Indonesia adalah negara yang besar, punya segala-galanya. “Kekayaan alam yang melimpah, penduduk yang besar serta keanekaragaman yang begitu banyak,” ucapnya.

Pendeta Dr. Alexius Letlora memimpin “Doa Bersama HUT ke-74 TNI dan Untuk Pahlawan Revolusi” yang diikuti prajurit dan PNS TNI beragama Kristen Protestan di Gereja Bukit Kasih, Mabes TNI, Jakarta, Senin (30/9). Foto: Puspen TNI

“Semoga melalui doa bersama ini Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan berkahnya kepada bangsa dan negara Indonesia serta TNI dapat melaksanakan setiap tugas pokok yang telah dipercayakan kepada rakyat Indonesia. Semoga Allah SWT mencintai seluruh langkah perjuangan kita demi kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai bersama,” pungkasnya.

Adapun penceramah Agama Islam oleh Maulana Habib Lutfi Bin Ali bin Hasyim bin Yahya, Agama Kristen Protestan oleh Pendeta Dr. Alexius Letlora, Agama Katolik oleh Uskup Mgr. Yohanes Harun Wiyono dan Agama Hindu oleh Dr. I Wayan Swastika.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler