Mahaguru Bertapa di Hutan Negara Tanpa Izin, Beginilah Jadinya

Minggu, 20 Agustus 2017 – 02:40 WIB
MENYEPI: Warga bernama Mahaguru Aertrya Narayana (berewokan dan bertongkat) saat dievakuasi dari kawasan hutan negara di Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat (18/8). Foto: Istimewa for Radar Bali

jpnn.com, BULELENG - Seorang warga asal Puri Kesiman, Denpasar bernama Mahaguru Aertrya Narayana dievakuasi dari kawasan hutan negara di Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Jumat (18/8). Pasalnya, pria berewokan itu masuk dan beraktivitas di kawasan hutan negara tanpa izin.

Proses evakuasi dilakukan oleh Sekdes Tambakan bersama tim dari Kepala Resor Pemangku Hutan (KRPH) Bali, petugas kehutanan Bali utara, aparat perlindungan masyarakat (Linmas), Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa Desa Tambakan. Kapolsek Kubutambahan Komang Sura Maryantika mengatakan, Mahaguru memasuki kawasan hutan negara sejak 6 Juli lalu tanpa izin dari instansi terkait.

BACA JUGA: Jelang Akhir Masa Jabatan, Gubernur Bali Mulai Dijauhi Bupati

"Sebelum dilakukan evakuasi, tim telah melakukan komunikasi dengan pihak keluarga. Kami membujuk agar Mahaguru keluar dari hutan negara, namun beliau tidak mau,” ujar Komang.

Aparat pun tak mau mengambil risiko. Karena itu aparat segera bertindak.

BACA JUGA: Kejutkan Pengunjung Buleleng Festival, Megawati Borong Kain Endek

“Apabila ini dibiarkan dikhawatirkan akan jadi contoh sehingga nanti warga ikut menguasai hutan negara tersebut," tuturnya seperti diberitakan Radar Bali.

BACA JUGA: Buleleng Siapkan Kawasan Heritage Bung Karno

Lokasi di kawasan hutan negara di Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang dijadikan tempat bertapa. Foto: istimewa for Radar Bali

Mahaguru menggunakan lokasi itu itu untuk bertapa. Dia berencana membuat tempat suci Pura Campuhan Narayana dan Pura Beji.

Dia juga melakukan beragam aktivitas. Antara lain bersemedi dan melakukan pembersihan (pelukatan)  serta pengobatan kepada warga yang datang.

Sedangkan untuk tempat peristirahatan, Mahaguru tidur di kandang sapi milik warga yang dekat dengan lokasi hutan. Untuk memenuhi kebutuhan makanan selama berada di hutan, Mahaguru menanam sayur-sayuran.

Menurut informasi, Mahaguru selama menetap di hutan menggunakan kotoran sapi yang dijadikan abu sebagai sarana pembersih. Di antaranya dioleskan ke jidat.

Untungnya, Mahaguru bersedia dibujuk. Dia mau meninggalkan hutan untuk kembali bergabung kepada keluarganya.

Barang-barang bawaan Mahaguru juga dikemas dan dipulangkan. Di antaranya adalah patung Dewa Bertangan Delapan.

Tim juga membongkar pelinggih yang terbuat dari kayu dan tenda tempat berteduh. "Ada aturan-aturan tentang memasuki atau menempati kawasan hutan yang harus ada izin dari instansi terkait," ujar Komang.(rb/ara/mus/JPR)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Belum Lama Lulus SMA, Ayu Sudah Ikut Jaringan Sabu-Sabu


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler