Mahasiswa Baru Unand Khawatirkan Asrama

Minggu, 11 Oktober 2009 – 20:49 WIB
PADANG - Pasca gempa 7,9 SR yang mengguncang Sumbar, aktivitas pendidikan yang kebetulan baru saja dimulai usai libur Lebaran, otomatis harus terhenti lagiNamun seiring dengan kegiatan penanganan dampak gempa yang terus berjalan, proses belajar-mengajar di sekolah-sekolah akhirnya sudah bisa dimulai sejak sepekan terakhir

BACA JUGA: TK Secepatnya Temui SBY

Demikian juga dengan aktivitas perkuliahan, yang secara resmi bakal dimulai lagi di sejumlah kampus, Senin (12/10) ini.

Hanya saja, selain perkiraan bahwa aktivitas kuliah di hari-hari awal pasca bencana ini bakal tidak berjalan ideal, di Universitas Andalas (Unand) khususnya, ada satu catatan lain yang agaknya perlu diperhatikan oleh pihak pengelola kampus
Yaitu sehubungan dengan keberadaan asrama mahasiswa di Kampus Unand Limau Manih, di mana sebenarnya sesuai peraturan, semua mahasiswa baru (tahun pertama, Red) diharuskan menempatinya sepanjang masa aktif kuliah.

Kenyataannya, selain trauma gempa, rusaknya bangunan dua asrama - putra dan putri - bertingkat empat dan lima itu, dianggap mengkhawatirkan oleh hampir semua mahasiswa

BACA JUGA: Bandara Tabing Dijejali Heli

Dengan kata lain, mereka enggan untuk kembali ke asrama yang berlokasi di komplek kampus di pebukitan itu, kendati peraturan mengharuskan demikian
Kekhawatiran bahkan tidak hanya disuarakan oleh para mahasiswa, tapi juga para orangtua.

"Bagaimana ini? Saya tak mau-lah, anak saya harus kembali ke sana (asrama), apalagi setelah kejadian gempa itu

BACA JUGA: Aneh, 2 Hari Sekali Makan Bangkai

Tidak aman," ungkap Nas, orangtua salah seorang mahasiswi yang memang cukup trauma lantaran pas kejadian gempa kebetulan sedang berada di lantai lima asramanya itu.

"Saya benar-benar tak mau mengambil resiko anak saya harus jadi korban, kalau ternyata terjadi gempa lagi, atau kalau misalnya bangunan yang sekrang sudah rusak itu ternyata malah kemudian rubuh," tambah bapak yang sangat mengkhawatirkan keselamatan putri tunggalnya tersebut.

Pernyataan serupa diungkapkan oleh Dani dan Taufan, dua orang mahasiswa baru yang meski cukup beruntung karena sedang tak berada di asrama ketika gempa terjadi, justru sudah sempat mengecek keadaan asrama mereka pasca bencana tersebut"Iya, retak-retakDan jelas tidak aman kelihatannyaTangganya saja sudah kayak hampir putusSampai kelihatan besi-besi kerangkanyaNgeri ah, kalau harus tinggal di sana dengan keadaan begitu," tutur Dani.

Yang menarik adalah, dalam kondisi sedemikian rupa, justru sebagian dari anak-anak baru di kampus itu mengaku sempat-sempatnya dikirimi SMS oleh orang yang katanya adalah Koordinator AsramaSMS yang dikirim intinya menyerukan mereka untuk tetap kembali ke asrama, karena katanya tidak ada masalah dengan fasilitas itu dan masih layak pakai (huni).

"Pihak Unand harus memperhatikan betul dan mengklarifikasi terlebih dulu tentang hal ini, kalau memang ingin anak-anak balik ke asramaBila perlu, selain jaminan tertulis dari Unand, harus ada kajian dulu dari tim ahli kalau bangunan itu layak didiamiBaru kemudian anak-anak kami bisa diserukan untuk kembali ke sana," ujar orangtuanya Dani pula menegaskan(ito/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Tewas Mencapai 807 Orang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler