jpnn.com - Yo Florensia Oriscayati, mahasiswi cantik ini sudah produktif sebagai pengusaha kerajinan kain flanel. Toples plastik mampu disulapnya menjadi wadah cantik. Pesanan buket bunga juga tidak ditolaknya.
Kaus kaki, jilbab, bahkan snack, turut dikreasi menjadi buket bunga. Semuanya berawal dari buku kerajinan berbahan kain flanel yang ditemukan di perpustakaan SMP.
BACA JUGA: Pameran Hasil Kerajinan Asal Maluku Diminati Pengunjung
CHOIRUN NAFIA, Madiun
PEMBELI datang dan pergi di outlet yang berada di Jalan A. Yani, Mejayan, Kabupaten Madiun, Jatim, itu. Toples beragam ukuran dengan hiasan bunga warna-warni pada tutupnya tertata rapi di atas etalase.
BACA JUGA: Ekspor Kerajinan Indonesia Hanya Naik Tipis
Yo Florensia Oriscayati, pemilik outlet, sibuk menggunting kain flanel di sebalik etalase sebelum merangkainya berbentuk bunga.
Kelopak bunga mawar dari kain flanel itu lantas dipasang ke tutup toples dengan bantuan lem tembak. ‘’Ada pesanan toples untuk suvenir,’’ jelas Florensia.
BACA JUGA: Perajin Diminta Berani Buka Toko Online
Ramadan menjadi berkah bagi gadis berhijab itu. Pesanan toples berhiaskan kain flanel datang tiada henti.
Toples plastik yang awalnya bening disulap beraneka warna hingga mampu mencuri hati calon pembeli. Apalagi, Florensia sudi melayani model hiasan sesuai pesanan.
‘’Sekarang yang sedang hit adalah hiasan bunga matahari,’’ ungkap gadis 22 tahun itu.
Mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta itu tengah mendapat pesanan 300 toples berhiaskan bunga matahari.
Setidaknya butuh waktu dua bulan untuk menyelesaikan pesanan itu. Florensia meminta pesanan tidak datang mendadak lantaran dia harus membagi waktu antara berwirausaha dan kuliah.
‘’Saya sekarang sedang mengerjakan skripsi. Punya waktu cukup luang, sering pulang ke Mejayan,’’ terangnya.
Florensia kini nyaris setiap pekan pulang ke Mejayan. Ketika pulang kampung, dia kewalahan melayani orderan toples yang bakal dipakai wadah beragam jajanan saat Lebaran.
Pelanggannya sudah menanti-nanti kepulangan putri kedua pasangan Kokok Orinadi dan Siti Idayati itu.
Pun, Florensia di Jogja juga sudah dikenal piawai menghias toples. ‘’Kalau sedang sibuk memenuhi pesanan, saya biasa tidur jam dua pagi,’’ akunya.
Florensia dibantu kakaknya, Yayang Felly Oriscayati, dan adiknya, Muhammad Yo Akbar, mengerjakan toples-toples cantik itu.
Pelanggan juga biasa memesan ke Siti Idayati, ibunya. Toples hias hasil kerajinan tangan Florensia ternyata juga sudah dipasarkan hingga luar pulau. Pemesan datang dari Pontianak, Kalimantan Barat; dan Sukamara, Kalimantan Tengah, lantaran kepincut foto toples yang dipasang di Instagram.
‘’Saya juga titip produk ke toko sepupu yang buka fotokopi. Nitip pula ke teman yang KKN di luar Jawa,’’ ungkapnya.
Gadis kelahiran 23 Mei 1995 itu ternyata juga biasa membuat produk buket bunga berbahan kain flanel. Setiap kali kampusnya menggelar wisuda, pesanan 50 buket bunga selalu datang ke Florensia.
Setahun ada dua kali wisuda di UGM. ‘’Kalau dari flanel bisa long lasting, berbeda dengan bunga asli,’’ ujarnya.
Wisudawan dan wisudawati dari kampus lain kerap memesan buket bunga flanel untuk wisuda. Florensia sengaja memberikan pilihan lain. Yakni, buket bunga dari kaus kaki atau jilbab yang dirangkai berbentuk kelopak bunga.
‘’Namanya juga untuk hadiah, tergantung pemesan mau minta bahan dari apa,’’ jelasnya.
Tidak melulu kain, Florensia tidak menolak jika datang pesanan buket dari snack. Berbagai macam makanan ringan itu disusun dengan bantuan lem tembak.
Florensia dengan cerdik memasang kertas karton agar snack bisa berdiri tegak. Tidak lupa, lidi dipasang sebagai pegangan hingga tampilannya seperti buket bunga. ‘’Snack-nya tergantung request,’’ ucapnya.
Kreasi paling baru, Florensia sedang penasaran membuat tas dan sajadah berbahan kain rasfur yang sedang digandrungi kawula muda.
Dia mengaku harus berhati-hati saat menggunting kain berbulu itu agar tidak rusak. Lantaran mengandalkan jahitan tangan, jari Florensia sering tertusuk jarum hingga berdarah.
‘’Harus update apa yang jadi hit biar tidak ditinggalkan pelanggan,’’ ujarnya.
Jika berhitung dengan waktu, Florensia sudah tujuh tahun bergelut dengan handycraft. Dia selama ini rajin browsing di internet untuk mencari ide serta bereksperimen.
Bukan perkara mudah memadupadankan warna kain flanel hingga tercipta bunga nan apik. ‘’Paling sulit membuat bagian tengah bunga matahari agar terkesan seperti kuaci,’’ akunya, seperti diberitakan Radar Madiun (Jawa Pos Group).
Florensia berjodoh dengan kerajinan berbahan kain flanel tanpa sengaja. Dia menemukan buku di perpustakaan saat bersekolah di SMPN 1 Mejayan. Kreasi pertamanya berupa gantungan kunci berbentuk simbol grup band Ungu.
Dia menawarkan kepada teman-teman sekolahnya seharga Rp 2.500. Ketika naik kelas ke SMAN 1 Mejayan, bisnis jualan gantungan kunci dan kotak handphone terus digelutinya.
Florensia sengaja menyebar brosur untuk menggaet reseller. ‘’Pelanggan yang dari Sukamara sudah jadi reseller,’’ jelasnya sembari mengaku keuntungannya kini sebulan sudah enam nol di belakang angka 4. *** (hw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aksi Heroik Mahasiswi Cantik Bikin Maling Tak Berkutik
Redaktur & Reporter : Soetomo