MEDAN -- Ratusan mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang tergabung dalam Sadar Hidup Vital (SAHIVA) menggelar aksi unjuk rasa di seputaran Komplek Universitas Sumatera Utara Jalan DR Mansyur Medan, kemarin (30/11)Aksi damai memperingati Hari AIDS se-Dunia itu mengusung tema bahayanya seks bebas di kalang an remaja.
Selain melakukan aksi damai mahasiswa juga membagikan brosur tentang bahaya seks bebas, teatrikal serta penggalangan dana serta pembagi pita merah sebagai simbol anti seks bebas.
Lutfi, selaku kordinator aksi mengatakan, aksi ini merupakan aksi damai dan menyuarakan kepada seluruh masyarakat Sumatera Utara khususnya kalangan mahasiswa akan bahaya sekas bebas yang sudah trend saat ini
BACA JUGA: Tiga Anggota Polres akan Dipecat
"Kita menyampaikan pesan moral akan bahaya seks bebasSementara itu, Komisi Penaggulangan AIDS (KPA) memprogramkan informasi HIV/AIDS sebagai sebuah kurikulum pendidikan, dalam Rencana Strategis (Renstra)2010-2015
BACA JUGA: Balita Tewas Terbakar
Langkah ini sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), yang menargetkan 2014 seluruh penduduk Indonesia usia di atas 15 tahun paham terhadap HIV/AIDSBACA JUGA: Kapolres-Dandim Cek Ranmor Evakuasi
Program tersebut, lanjut Ibnu Saud, sedikit banyaknya dapat menjelaskan mengenai pentingnya peningkatan penanggulangan HIV/AIDS melalui jalur pendidikan"Diharapkan setiap orang melalui media pendidikan akan mengetahui informasi yang benar terkait dengan HIV/AIDSDengan pemahaman yang benar akan mengubah pola pikir masyarakat tentang HIV/AIDS dan akan mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA)," ucapnya.
Selama ini menurut Ibnu Saud masih banyak orang yang malu dan enggan untuk memeriksakan atupun memberitahukan kepada orang lain jika dirinya dinyatakan positif HIV"Untuk itu karena seluruh pihak bertanggung jawab dalam memberikan informasi yang benar mengenai HIV/AIDS khususnya bidang pendidikanSehingga perlu dibuat kurikulum pendidikan sebagai salah satu program strategis," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama Sekretaris Harian KPA , Achmad Ramadhan mengakui jika HIV/AIDS saat ini menjadi permasalahan globalMengingat di Sumatera Utara sampai dengan Oktober 2010, 3.286 orang dinyatakan positif, dengan HIV 2.505 dan AIDS 781"Dari jumlah tersebut paling banyak ditemui dari kelompok usia produktif yaitu 25 hingga 49 tahun dengan 1.537 kasus,"sebutnya.
Angka tersebut menurut Ramadhan adalah angka yang cukup besar sehingga perlunya pemahaman mengenai HIV AIDS kepada kelompok usia produktif"Hal ini sesuai Instruksi Presiden (Inpres) no3 tahun 2010, bahwa tahun 2011, 70 persen dari usia di atas 15 tahun harus memahami isu HIV/AIDS secara komprehensifHal ini untuk mengurangi epidemi HIV/AIDS," sebut Achmad.
Sementara, Yayasan Pusaka Indonesia bekerjasama dengan ILO dan Yayasan Bahtera Bandung membantu pemulangan dua orang korban traffiking asal Subang, Jawa BaratKedua korban trafiking tersebut Ra (14) dan Ml (15) dikembalikan ke daerah asalnya untuk dilakukan upaya rehabilitasiDi Bandara Soekarno-Hatta Jakarta kedua korban dijeput langsug oleh Yayasan Bahtera Bandung dan kemudian membawa kedua korban ke Subang untuk dipertemukan dengan keluarganya.
Pusaka Indonesia melalui Koordinator Litigasi, Elisabeth SH didampingi Mitra Lubis, SH sebagai kuasa hukum dan pendamping korban mengatakan, proses rehabilitasi kedua korban tidak hanya sebatas reunifikasi antara keluarga dengan korban saja, tetapi ada upaya-upaya keterampilan yang fasilitasi Pusaka Indonesia, Yayasan Bahtera dan ILO misalnya saja menjahit, salon, tataboga, terserah sesuai minat, bakat dan kemauan kedua korban. Keterampilan inilah yang nantinya kedepan bisa menjadi modal bagi korban untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, setidaknya hal ini bisa menjawab masalah perekonomian korban.
Ditambahkan Mitra Lubis SHwalaupun korban telah kembali kedaerah asalnya namun kasus ini masih tetap berlanjut sampai ketingkat pengadilan dan Pusaka Indonesia selalu berkordinasi dengan PPA Polresta Medan dalam menangani perkara traffiking ini, termasuk saat pemulangan kedua korban
Dari catatan Pusaka Indonesia, lokalisasi Bandar Baru merupakan salah satu daerah tujuan bagi kasus traffiking di Sumatera Utara, setidaknya ada 18 korban trafiking yang ditangani Pusaka Indonesia dan mereka diperdagangkan untuk dijadikan pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi Bandar BaruPara korban umumnya berasal dari luar daerah Pulau Sumatera dan yang paling dominan daerah Pulau Jawa.
Seperti diketahui kasus ini berawal, kedua korban yang hanya mengeyam di bangku sekolah dasar ditawari pekerjaan di salah satu toko di Medan oleh seseorang yang dikenal bernama Neneng, merasa yakin dengan tawaran tersebut kedua sepakat berangkat ke Medan bersama dengan Neneng dengan menaiki pesawat Lyon AirSesampainya di Bandara Polonia kedua korban dijeput oleh sesorang dang langsung dibawa ke lokalisasi Bandar Baru untuk dijadikan PSK
Dari penuturan kedua korban, saat dilokalisasi Bandar Baru, keesokan harinya mereka telah melayani hubungan seks dengan pria hidung belang dengan tarif Rp100.000 sampai Rp150.000 sekali short time, dan uang tersebut diserahkan kepemilik barak “Iwan” yang dikenal dengan Narti (26)Saat ini Narti masih ditahan Polresta Medan, sedangkan Neneng masih buron(mag-7/uma/her)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Abu Sudah Rusak Tanaman
Redaktur : Tim Redaksi