jpnn.com - TEGAL - Sejumlah massa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), BEM FKIP dan UKM Islam UPS Tegal menggeruduk Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tegal, Jumat (31/10).
Mereka menuntut supaya Buku Kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) kelas XI ditarik dari peredaran, lantaran terdapat materi yang tidak mencerminkan nilai keislaman dan pendidikan karakter. Antara lain mengajarkan "pacaran sehat".
BACA JUGA: Pemprov DKI Masih Kekurangan 928 Bus Sekolah
Sebelum mendatangi kantor disdik, mahasiswa menggelar orasi sembari membentangkan poster-poster kritikan di depan gerbang masuk Balai Kota.
Selain itu mereka juga mempertunjukkan aksi teatrikal yang diperankan seorang mahasiswa mengenakan seragam pramuka dengan mata tertutup berjalan mundur.
BACA JUGA: Beasiswa LN Terancam Molor
Menurut Koordinator Aksi Andri Arifudin, teatrikal itu maksudnya anak SMA yang masih buta pengetahuan diberi materi-materi yang tidak semestinya. Hal tersebut membuat moral generasi kedepan bukan maju tetapi justru mengalami kemuduran.
Lebih lanjut dia menuturkan, aksi digelar untuk menuntut disdik tegas yakni meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menarik kembali buku PJOK yang sudah beredar.
BACA JUGA: Khawatir Keterlambatan Anggaran Ganggu Pendidikan Tinggi
"Kami sudah berkoordinasi dengan Rokhis SMA, supaya tidak menyebarluaskan buku tersebut," katanya.
Sementara itu, kedatangan mahasiswa di kantor disdik ditemui langsung Kepala Disdik Herlien Tedjo Oetami beserta jajaran. Pada kesempatan itu Ketua KAMMI, Faqih mengutarakan, materi Bab X buku PJOK kelas XI mengandung unsrur SARA. Selain membeberkan data dan gambar yang tidak sepantasnya diajarkan pada siswa.
Karena itu, dia dan mahasiswa lainnya mendesak disdik untuk segera menyurati Kemendikbud, yang menyatakan menolak penerbitan buku dimaksud. "Kalau memang belum beredar, upayakan pencegahan," tandasnya.
Namun, sambung Faqih, kalau memang terpaksa harus beredar, disdik harus merobek halaman yang bermasalah. Apabila disdik tidak bisa lakukan itu, mahasiswa sendiri yang akan lakukan penarikan buku.
Menanggapi itu Herlien Tedjo Oetami mengatakan, buku PJOK kelas XI sampai hari ini (kemarin) belum didistribusikan ke Kota Tegal. "Daerah lain pun belum menerima. Kalau di lapangan ditemukan ada, itu buku tidak resmi."
Menurut dia, pencetakan dan pendistribusian buku merupakan kewenangan Kemendikbud. Kendati demikian, dia membenarkan materi kesehatannya sudah sesuai silabus. Tetapi kalau sudah ditulis dalam buku, memang kesannya melegalkan pacaran sehat.
Selain itu, data dan gambar pada halaman 123 hingga 131 juga tidak layak dikonsumsi siswa. Karena itu, sebelum mahasiswa aksi disdik sudah memprosesnya dan menulis surat ke Kemendikbud.
"Kami sudah proses, sudah tulis surat ke kemnterian. Kalau memang buku sudah beredar dan kondisinya belum ada perubahan, pasti kami akan tegas bertindak, yakni melepas halaman 123-131," tegas Herlien.
Adapun buku yang beredar diluar, sambung dia, disdik akan berkoordinasi dengan kepolisian. Sebab, sebenarnya buku ini dilarang dijualbelikan. "Bersama kepolisian dan Satpol PP, kami akan melakukan sweeping," imbuhnya.
Mendapat penjelasan itu, Faqih menyatakan mahasiswa siap ikut membantu disdik melakukan penarikan buku dari peredaran. Merasa puas dengan jawaban disdik, mahasiswa membubarkan diri secara tertib dan meninggalkan kantor disdik. (adi/duh)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Diwajibkan Sekolah Hingga SMA
Redaktur : Tim Redaksi