jpnn.com - JAKPUS – Armada bus sekolah di Jakarta belum mencapai jumlah ideal. Hingga kini, bus sekolah milik pemprov berjumlah 104 unit. Parahnya, di antara jumlah tersebut, yang bisa beroperasi hanya 72 unit. Sisanya, 32 unit, tidak layak jalan karena faktor usia. Padahal, diperkirakan dibutuhkan 1.000 bus untuk melayani siswa sekolah.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Angkutan Sekolah Nurhayati Sinaga mengakui, jumlah bus sekolah sangat jauh dari angka ideal. Sebab, siswa yang mesti dilayani berjumlah belasan ribu orang. Akibatnya, pihaknya harus memprioritaskan wilayah yang paling membutuhkan bus sekolah.
BACA JUGA: Beasiswa LN Terancam Molor
"Tentu kami sesuaikan rutenya dengan hasil kajian," ujar dia kepada Jawa Pos (induk JPNN.com), Kamis (30/10).
Dia lantas menyebutkan beberapa wilayah yang sementara waktu mendapat prioritas bus angkutan sekolah tersebut. Antara lain, Cakung, Jakarta Timur, dan sekitar Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pihaknya berupaya menambah jumlah bus sekolah setiap tahun untuk bisa mencukupi kebutuhan pelajar di DKI. Apalagi layanan bus gratis tersebut dibuka untuk semua jenjang pendidikan, mulai SD hingga SMA/SMK.
BACA JUGA: Khawatir Keterlambatan Anggaran Ganggu Pendidikan Tinggi
Menurut Nurhayati, jumlah bus sekolah idealnya mencapai sekitar seribu unit. Karena itu, pihaknya berusaha menambah armada baru setiap tahun. Tahun ini pihaknya kembali membeli 69 unit bus baru, dengan harga per unit dibanderol sekitar Rp 500 juta. Bus-bus baru itu memiliki 40 kursi. Meski begitu, armada baru tersebut belum bisa dioperasikan sebelum dilakukan pengecekan dan uji coba.
Berdasar rencana, bus baru tersebut dapat beroperasi tahun depan.
BACA JUGA: Anak Diwajibkan Sekolah Hingga SMA
"Kalau tahun depan sudah ada 141 (bus), lumayan lah untuk menambah kekurangan saat ini," jelas dia.
Bus sekolah itu, lanjut dia, penting agar siswa bisa datang ke sekolah tepat waktu. Sebab, bus tersebut tidak akan menunggu penumpang layaknya angkutan umum. Selain itu, keamanan dan kenyamanan lebih terjamin karena bus dilengkapi dengan AC.
Nurhayati mengungkapkan, biaya operasional bus sekolah itu mencapai Rp 40 miliar setahun. Untuk dua tahun mendatang, sudah dianggarkan Rp 123 miliar. Perinciannya, APBD 2015 memberikan kontribusi Rp 47 miliar, sedangkan dana Rp 76 miliar diambil dari APBD 2016.
"Kami terus mendorong agar operator makin meningkatkan kualitas layanan," tegasnya.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pendidikan DKI (Kadispendik) Lasro Marbun menyatakan bahwa kehadiran bus sekolah sangat mendukung program pendidikan. Sebab, bus tersebut memberikan layanan angkutan gratis yang tepat waktu. Selain itu, bus tersebut membantu orang tua, khususnya yang anaknya masih duduk di bangku SD, agar merasa aman. Dia berharap jumlah bus itu diperbanyak untuk mencapai jumlah ideal.
"Kan operasinya hanya satu kali berangkat, enggak bisa balik lagi (dalam sehari). Jadi, memang perlu ada penambahan unit bus," tandas dia. (fai/oni/c14/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Ribu Lebih Mahasiswa ITS Kena DO
Redaktur : Tim Redaksi