Mahasiswa Ditantang Bangun Gedung Tahan Gempa

Senin, 01 November 2010 – 18:25 WIB

JAKARTA - Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) menantang para mahasiswa Indonesia untuk mengikuti Kontes Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) dan Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI), pada 6-7 November 2010 di lapangan Politeknik Negeri JakartaDirektur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdiknas, Joko Santoso mengatakan, kontes berskala nasional ini bertujuan untuk mendorong dan menumbuhkembangkan kreativitas mahasiswa dalam bidang perancangan dan konstruksi bangunan gedung dan jembatan.

"Komponen penilaian untuk KBGI meliputi struktur bangunan gedung teringan, kekokohan bangunan terbaik, pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan unjuk kerja terbaik, serta waktu pelaksanaan atau pengkonstruksian tercepat

BACA JUGA: 2011, Kemdiknas Terapkan Kurikulum Pendidikan Bencana

(Sedangkan) Komponen penilaian untuk KJI meliputi struktur jembatan terindah, metode pelaksanaan paling realistis, struktur jembatan teringan, dan pelaksanaan K3 terlengkap," papar Joko, ketika ditemui di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Senin (1/11).

Joko mengatakan, dari 20 peserta KBGI, tersaring sebanyak delapan peserta sebagai finalis
Sedangkan dari 58 peserta KJI yang mengajukan proposal, lolos delapan peserta sebagai finalis jembatan baja, delapan peserta finalis jembatan kayu, serta delapan peserta finalis jembatan bentang panjang

BACA JUGA: Mendiknas Siapkan Aturan Pengontrol Tarif RSBI

Peserta KBGI sendiri terdiri atas tiga mahasiswa dalam satu tim dan satu dosen pembimbing, sementara peserta KJI terdiri atas empat mahasiswa dalam satu tim dan satu dosen pembimbing
Pada kegiatan tahun ini, lanjut Joko, panitia mengundang observer mahasiswa dan dosen dari Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, serta Timor Leste.

Sementara itu, Ketua Dewan Juri KBGI, Yukar Lase menyampaikan, jenis bangunan gedung adalah rumah tinggal rangka kayu dua lantai tahan gempa

BACA JUGA: Kemampuan Guru RSBI Berbahasa Inggris Masih Rendah

Dia mengatakan, bahan untuk membangun bangunan dari kayu dan sambungan tidak boleh menggunakan plat baja, dengan berat konstruksi bangunan maksimal 75 kilogram"Bangunan juga harus mampu menahan beban statik horizontal bertahap 5x15 kilogram," katanya.

Selanjutnya, Ketua Dewan Juri KJI Heru Purnomo juga menambahkan, melalui kompetisi ini, diharapkan mahasiswa tidak saja bisa memahami dari sisi perancangan, namun juga dari sisi aplikasi atau membangun jembatan yang mereka rancang di lapanganSelain itu, kata dia, panitia juga memperhitungkan waktu pelaksanaan pekerjaan di lapangan"Saat membangun jembatan, mereka mengetahui rangkaian, proses dan tahap demi tahapPaling tidak menggambarkan kondisi sesungguhnya yang mereka hadapi," katanya.

Pemenang kompetisi jembatan baja disebutkan akan mendapatkan uang pembinaan, masing-masing untuk juara I sebesar Rp 12,5 juta, juara II Rp 10 juta, dan juara III Rp 7,5 jutaSedangkan pemenang kompetisi jembatan kayu, untuk juara I Rp 10 juta, juara II Rp 7,5 juta, dan juara III Rp 5 jutaAdapun pemenang kompetisi bangunan gedung, mendapatkan uang pembinaan masing-masing yakni untuk juara I Rp 10 juta, juara II Rp 8 juta, juara III Rp 6 juta, serta juara harapan sebesar Rp 4 juta(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Unmul Tolak Aturan Kuota Mahasiswa Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler