jpnn.com, BONTANG - Sejumlah mahasiswa Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Angkatan 75 di bawah asuhan Dosen Pembimbing Kombes Dwiyono dan Dosen Chairul menjalankan pengabdian masyarakat di wilayah Bontang, Kalimantan Timur.
Ketua PTIK, Irjen Pol R. Sigit Tri Hardjanto mengatakan pendidikan tinggi merupakan lembaga yang bertujuan mencetak mahasiswa yang berwawasan akademik dan berkepribadian serta kepedulian pada lingkungannya.
BACA JUGA: Rayakan Natal, Para Guru Dapat Hadiah Wine
Menurut dia, PTIK merupakan bagian dari lembaga Pendidikan Tinggi Akademik Kepolisian yang punya kewajiban melaksanakan tujuan tersebut yang tercermin dalam kurikulum.
“Pelaksanaan kurikulum tersebut salah satunya adalah kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan mahasiswa angkatan 75 sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi,” kata Tri Hardjanto melalui keterangan tertulisnya, Selasa (18/12).
BACA JUGA: Pak Boediono Berbagi Ilmu Ekonomi kepada Peserta Didik Sespimti Polri
Oleh karena itu, Tri meminta kepada mahasiswa Angkatan 75 ini bisa melaksanakan pengabdian masyarakat dengan memberikan solusi terbaik terhadap persoalan sosial sehingga bisa dioperasionalkan oleh Pemerintah Daerah.
“Dan menjadi way out bagi penyelesaian permasalahan di masyarakat,” ujarnya.
BACA JUGA: Hati-Hati Jika Anak Perempuan Alami Pubertas Dini
Sementara, Dosen Pembimbing PTIK Kombes Pol Dwiyono mengatakan mahasiswa Angkatan 75 ini mengembangkan berbagai aktivitas melalui program penyuluhan dan problem solving di masyarakat. Kini, Kota Bontang dipilih sebagai salah satu wilayah pengabdian secara purposive.
“Pertimbangannya wilayah tersebut marak perilaku menyimpang remaja dengan miras oplosan yang dikenal Koteng (Komix dan Kratingdaeng) dan Aldo (Alkohol doang),” kata Dwiyono.
Padahal, kata Dwiyono, Pemerintah Kota Bontang telah melakukan berbagai upaya seperti media rumah singgah tapi upaya ini masih ditemukan perilaku remaja yang menggunakan miras oplosan tersebut.
“Sementara, operasi kerja sama kepolisian bersama polisi pamong praja dilakukan terus menerus untuk mencari pelaku kenakalan remaja tersebut dalam kerangka pembinaan tapi hasilnya belum optimal,” ujarnya.
Oleh karena itu, Dwiyono berharap mahasiswa Angkatan 75 bisa memecahkan masalah dalam melaksanakan pengabdian masyarakat di wilayah Kota Bontang.
Tentu, perlu kerja sama antara kepolisian, pemda, DPRD Kota Bontang, tokoh masyarakat dalam mencari strategi penanganan perilaku menyimpang remaja.
“Studi menggali berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku meminum minuman keras oplosan, menjadi fokus problem solving. Kemudian masukan untuk menyusun regulasi Peraturan Wali Kota yang menyangkut miras oplosan,” jelas dia.
Di samping itu, Dwiyono mengatakan kegiatan preemtif dan preventif dilaksanakan secara simultan melalui program penyuluhan tentang miras oplosan ke sekolah-sekolah, patroli malam terhadap pelaku miras oplosan.
“Selain itu, pemasangan spanduk himbauan dan sosialisasi kepada pedagang obat dan apotik, dialog interaktif melalui radio serta diskusi dengan karang taruna,” tandasnya. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Heboh! Rayakan Kelulusan, Siswi SMA Konvoi Pakai Celana Gemes
Redaktur & Reporter : Natalia