Main Ketoprak, Pejabat Sentil Pejabat

Senin, 10 Mei 2010 – 12:11 WIB
SEPERTI seni pertunjukan tradisional lain, ketoprak mulai kalah oleh budaya kontemporerBeruntung masih ada seniman yang berupaya nguri-uri (melestarikan) ketoprak

BACA JUGA: Bupati Boven Digul Kembali Diperiksa

Untuk menambah gaung, mereka menggandeng sejumlah petinggi negara dan bos-bos perusahaan untuk ikut bermain ketoprak.

Ide awalnya datang dari Luluk Sumiarso, staf ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Pembina Paguyuban Ketoprak Puspo Budoyo ini menilai pementasan ketoprak yang patuh pada pakemnya tidak akan mampu menarik perhatian masyarakat

BACA JUGA: KPK Periksa Laksamana Sukardi

Hal ini akan berujung pada kepunahan seni pertunjukan yang sempat sangat populer di Jawa Tengah-Jawa Timur itu.

Luluk mengatakan, pada 2006, eksistensi ketoprak mulai terancam setelah Ketoprak Humor yang ditayangkan sebuah televisi swasta berhenti tayang
Terhentinya kontrak pertunjukan yang sempat booming itu, tak ayal membuat seniman-seniman ketoprak kelimpungan karena kehilangan pekerjaan

BACA JUGA: Asnun Minta Duit Rp 100 Juta ke Gayus

Asap dapur mereka bergantung pada pentas ketoprak di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) sekali sepekanPenontonnya pun tak seberapa banyak.

"Pak Aries (Aries Mukadi) lalu mengajak Paguyuban Puspo Budoyo ikut menghidupkan kembali ketoprakPuspo Budoyo sebelumnya lebih banyak berkiprah di seni musik tradisional Jawa," terang komisaris Pertamina ini.

Pria asal Ponorogo ini menilai perlu dibuat pentas ketoprak yang sedikit melenceng dari pakem tapi menyedot perhatian masyarakatPemainnya gabungan antara tokoh masyarakat dan seniman ketoprakAgar tokoh-tokoh itu mau bermain, pakem dibuat longgar sehingga pemainnya bisa berimprovisasiKarena tokohnya dari berbagai daerah, pementasan ketoprak itu menggunakan bahasa Indonesia.

"Konsep itu lantas saya matangkan dengan seniman ketoprak senior Aries MukadiJadilah, Ketoprak Guyonan Campur Tokoh," ujar mantan Dirjen Migas ini kepada Jawa Pos, di GKJ, Jumat (7/5) lalu.

Setelah konsep matang, pada Mei 2006, pergelaran Ketoprak Guyonan Campur Tokoh untuk kali pertama dipentaskanMementaskan lakon Warok Suromenggolo, pergelaran itu diramaikan mantan Menteri Perhubungan Agum Gumelar dan artis Ratna Listy"Agar menarik perhatian, pentas itu sengaja kami beri judul Suminten (Ratna Listy) EdanSejak itu atensi masyarakat sangat positif, bahkan bisa dibilang meledak," cetusnya.

Semenjak itu, pergelaran Ketoprak Guyonan Campur Tokoh rutin dipentaskan setiap dua bulan di GKJ di kawasan Senen dan Taman Ismail Marzuki (TIM) di kawasan Cikini, Jakarta PusatSetelah pementasan pertama sukses, tokoh-tokoh masyarakat yang bersedia ikut bermain pun mulai berdatanganMendiknas Muhammad Nuh, mantan Jaksa Agung Marzuki Darusman, Yenny Wahid, mantan Deputi Senior Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, serta mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie pun pernah bermain ketoprak.

:TERKAIT Selain para pejabat negara, ratusan pimpinan perusahaan BUMN dan swasta ikut terlibat dalam berbagai pergelaran Puspo BudoyoKeikutsertaan para tokoh dinilai efektif menarik perhatian masyarakatSebab, ketika mereka tampil, rekan-rekan kantor, bawahan, anak-cucu, bahkan kolega mereka, memenuhi gedung pertunjukan"Ini sangat positif, karena berarti sejak kecil generasi muda kita sudah dikenalkan dengan seni budaya tradisional," paparnya.

Tak hanya seni ketoprak, Paguyuban Puspo Budoyo belakangan juga mementaskan pergelaran wayang orang, ludruk, hingga lenong"Visi kami memang pelestarian budaya nusantaraJadi bukan hanya ketoprak dan wayang orang yang dekat ke Jawa Tengah-Jogjakarta, tapi juga ludruk yang dari Jawa Timur dan lenong yang dari Betawi," terang Luluk.

Hingga pementasan Jumat lalu, tercatat sudah 32 kali pementasan Ketoprak Guyonan Campur Tokoh, lima kali Wayang Orang Canda Campur Tokoh, empat kali Ludruk Nostalgia Campur Tokoh, dan sekali Lenong Campur Tokoh"Jadi, total sudah ada 42 kali pementasanAlhamdulillah, semuanya bisa dibilang sukses," ujarnya.

Puncaknya, Jumat lalu, Ketoprak Guyonan Campur Tokoh yang mementaskan lakon Merah Putih Mencegah Perang mendapat perhatian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)Presiden, Ibu Negara dan pada menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II berjubel menonton pertunjukan"Pentas kemarin sangat istimewa, karena lakonnya dipilih sendiri oleh Pak SBY," ungkap Luluk.

Pentas Jumat lalu memang lengkapMenteri Kesehatan Endang Rahayu Setianingsih, Staf Khusus Presiden Heru Lelono, Gubernur Jatim Soekarwo, Sekjen Kementerian Kesehatan Ratna Hendardji, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Suroyo Alimoeso, serta Kepala BPOM Kustantinah ikut bermainWakil Menteri Perhubungan Bambang Soesantono yang kakinya sempat keseleo ketika berlatih bambangan (perang-perangan, Red) - sehingga harus dipapah istri dan ajudannya pulang - bahkan memaksakan tetap ikut bermain.

Selain para pejabat, sejumlah pucuk pimpinan perusahaan plat merah juga ikut bermainDi antaranya, Dirut PLN Dahlan Iskan, Dirut Bulog Soetarto Alimoeso, Direktur BRI Bambang Soepeno, Direktur Pertamina Waluyo, Dirut Surveyor Indonesia Didie Tedjosumirat, serta Direktur Indofarma Yuliarti MeratiSelain mereka, ada pula Komisaris Utama PLN Yogo Pratomo, Komisaris Utama Danareksa Remy Sjahdeini, juga Komisaris BRI Aviliani, Dirut Indika Energy Pandri Prabono, Dirut SMB Synergi Soelasno Lasmono, Komisaris Bank Danamon yang juga calon Deputi Gubernur Bank Indonesia Krisna Wijaya, hingga Manajer Jamu Nyonya Meneer Lilik Siswanto.

Ketua Paguyuban Puspo Budoyo Lies Sumiarso mengakui, tingginya atensi para pejabat dalam bermain ketoprak memiliki dua nilai positifPertama, para tokoh itu ikut terlibat dalam pelestarian seni budaya tradisionalKedua, partisipasi mereka efektif dalam mendatangkan sponsor dari korporasi"Terus terang, pementasan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikitSelain untuk biaya operasional, juga honor bagi seniman ketoprakKami harus memberikan penghargaan bagi pemain profesional," katanya(owi/c2/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... TKI Boleh Pilih Bandara Kedatangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler