Informasi yang berhasil dihimpun JPNN menyebutkan bahwa kejadian tragis tersebut bermula saat keluarga Yohanes Sambar berupaya membuka ladang perkebunan baru di Desa Wololora
BACA JUGA: Mangan Curian Diserahkan ke Pemkab Kupang
Saat itu, mereka menggali ubi hutan yang sebenarnya tak biasa dijadikan bahan konsumsiNamun, karena tidak memiliki bahan makanan, pada Rabu (16/9) sekira pukul 17.30 Wita, Laurensia Reghi merebus ubi tersebut dan memberikan kepada suaminya Yohanes Sambar
BACA JUGA: 26 Ribu Warga Padang Segera Miliki KTP Online
Selain itu, Laurensia juga memberikan kepada anaknya, Yosephia Maria dan tiga cucunyaSelang beberapa menit kemudian, satu keluarga tersebut tiba-tiba pusing dan muntah-muntah hingga menggemparkan warga sekitar. Mendengar peristiwa nahas itu, warga langsung membawa korban ke RS
BACA JUGA: Banjir Susulan Ancam Sumut
St Elisabeth Lela untuk mendapatkan perawatanDi RS Lela dipastikan kalau satu keluarga besar itu mengalami keracunan yang cukup serius sehingga harus mendapat perawatan sangat intesif oleh pihak rumah sakit
Dalam perawatan itu, SrYustina mengakui kalau korban mengalami kekurangan cairan akibat muntah yang berkepanjanganYohanes Sambar harus menempati ruangan khusus untuk mendapatkan perawatan intensif karena kondisinya kritis
Kepala perawatan RS StElisabeth Lela, Suster Yustina Wela, kepada JPNN menuturkan bahwa saat dibawa ke RS, korban sudah dalam kondisi yang sangat parah.
"Kami menerima korban keracunan ini Rabu (16/9) sekira pukul 17.30 WitaKorban datang dalam keadaan tidak sadarkan diri, namun setelah diperiksa dan diberi obat, kondisinya mulai membaikDipastikan korban keracunan setelah mengkonsumsi ubi hutan," jelas Suster Yustina
Suster Yustina menambahkan, Yohanes Sambar ditempatkan dalam ruangan khusus di Ruang MagdalenaSedangkan anggota keluarga lainnya ditempatkan di ruangan StLukas
Ia mengatakan, jika terlambat mendapat pertolongan kondisi satu keluarga tersebut akan lebih buruk"Masih untung satu keluarga yang keracunan ini segera dibawah ke rumah sakit, jika terlambat sedikit, maka besar kemungkinan akan meninggalNamun yang paling parah dari semua korban adalah kakek Yohanes Sambar yang harus mendapat perawatan khusus karena terlalu banyak mengeluarkan cairan," ujar Suster Yustina(kr5/fuz/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 50 Imigran Afghanistan Kabur
Redaktur : Tim Redaksi