BARLIAN--Penggunaan formalin dalam beberapa jenis makanan sebenarnya bukan hal baruBahkan, sudah berlangsung bertahun-tahun
BACA JUGA: SatPol PP Diusulkan Ikuti Latihan Militer
Sulitnya membedakan produk yang diawetkan dengan formalin boleh jadi sebagai salah satu penyebab masyarakat seperti bersikap acuh terhadap risiko yang ditimbulkanMenurut Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan Hj Nariman Kiptiah, kebanyakan makanan yang ditengarai mengandung formalin adalah jenis makanan produksi rumah tangga, seperti bakso, tahu, ikan dan sejumlah jenis lainnya
BACA JUGA: 115 Desa Tak Punya Sekdes
”Kita sedang melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya makanan berformalin yang tidak mereka sadari,” tuturnyaBahaya formalin pada makanan dapat berakibat kerusakan pada hati, jantung, otak, limpa, pankreas, saraf pusat dan ginjal
BACA JUGA: Hutama Karya Salahkan Kementerian PU
Sebenarnya, kata dia, kalau masyarakat peduli, produksi dan peredaran makanan berformalin bisa dicegahIa juga berharap masyarakat selektif dalam memilih makananCiri-ciri makanan berformalin sendiri sebenarnya sangat mudah dikenaliMenurut Hj Nariman, jika makanan tersebut mengandung formalin, tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar 25 derajat celciusBila dimasukkan lemari es dengan suhu 10 derajat celcius, makanan tersebut bisa bertahan hingga 15 hari.
“Seperti bakso, bakso itu makanan favorit sebagian besar masyarakat kita, tapi mereka tidak tahu dan tidak menyadari bakso yang mereka makan itu sehat atau tidak,” bebernya.
Ia juga menjelaskan bahwa makanan yang berwarna terlalu cerah seperti kerupuk, ikan, saus, sirup dan lainnya bisa jadi mengandung pewarna terlarang.
“Tugas kita bersama untuk membangun kesadaran dan sosialisasikan pada produsen serta konsumen akan mutu dan keamanan pangan,” pungkasnya.(mg51)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Sudah Periksa 12 Saksi
Redaktur : Tim Redaksi