Makin Berbahaya, Makin Istimewa

Trekking di Merapi Saat Kondisi Siaga

Senin, 25 Oktober 2010 – 10:33 WIB
Gunung Merapi diabadikan dari Kaliadem, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, (22/10) sehari setelah status dinaikkan menjadi siaga (Level 3). Warga dan wisatawan diharapkan tidak beraktivitas dalam radius 8 km dari puncak Gunung Merapi yang termasuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Foto: HERMITIANTA/RADAR JOGJA

SAAT Merapi ditetapkan dalam kondisi siaga, beberapa orang malah tertarik melakukan trekking di sanaTentu saja, trekking di Merapi saat kondisi siaga berbeda dengan kondisi normal

BACA JUGA: Perselingkuhan Berujung Saling Tukar Istri di Madura

Alat komunikasi harus berfungsi
Ketika kondisi makin gawat, semua orang harus turun secepat mungkin, meski belum mencapai puncak

BACA JUGA: Sisa Kejayaan Sang Kaisar Kukar Syaukani HR


--------------------------
LUTFI RAKHMAWATI, Sleman
-------------------------

Christian Awuy sudah menjadi guide kegiatan trekking di Merapi sejak 24 tahun lalu
Dalam briefing sebelum trekking yang dilakukan jam 04.00 WIB, kemarin (24/10), dia menjelaskan kondisi Merapi dan aktivitas vulkanisnya

BACA JUGA: Bikin Meja-Kursi Cyborg, Finalis Kompetisi Desain Eropa-Asia



Merapi memang ditetapkan siagaTapi bukan berarti kegiatan trekking tidak boleh lagi dilakukanAsal dibimbing profesional dan dilengkapi alat komunikasi, trekking cukup aman dilakukanTetapi, karena kondisi Merapi sedang bergejolak, tentu ada beberapa peraturan berbeda dalam trekking kemarin"Kita akan terus berkoordinasi dengan pos pemantauanKalau misalnya kondisinya cukup aman, kita bisa pergi sampai batas daerah berbahaya," tuturnya sambil menunjuk daerah yang diwarnai orange dalam peta Merapi

Batas daerah yang bisa kami jangkau pagi itu adalah Bukit Miji, berada sekitar 2 KM dari puncak MerapiBila kondisi cuaca cerah dan tidak berkabut, puncak Merapi yang sedang aktif bisa terlihat jelasBukit Miji terletak di antara dua bukit lainnya"Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sana sekitar 1,5 jamJaraknya tidak begitu jauh, kurang dari 5 KM," ujarnya kepada peserta Wisata Minat Khusus Merapi pagi itu yang terdiri dari tiga orang asing

Selain ketiga orang asing, yaitu Thomas Hadorn dan Silvan Schmid dari Swiss, dan Lawrence Johnson dari Inggris, Kades Hargo Beja Wiryanto, guide senior lainnya Joko Surti dan Eko Budoyo, dan seorang penduduk lokal yang terbiasa mendaki Merapi Nina Nugrohowati.  Aktivitas vulkanis Merapi yang sedang tinggi-tingginya adalah alasan utama Thomas, Silvan, dan Lawrence trekking di MerapiKetika berada di Jogja, mereka mendengar pemberitaan media bahwa Merapi sedang aktif

"Kami tadinya tidak berencana pergi ke MerapiTapi karena Merapi sedang aktif, kami malah tertantang melakukan trekking di siniAkhirnya saya dan Silvan memutuskan pergi ke Kaliurang, karena di sana ada guide yang bisa memimpin kita trekking," kata Thomas

Tapi, pergi ke Kaliurang ternyata tidak disarankan oleh orang-orang yang mereka temui di kota JogjaMereka berdua diyakinkan bahwa kondisi Merapi berbahaya dan Kaliurang pun ditutup untuk kegiatan luar ruang seperti trekking.  Akhirnya mereka menelpon teman mereka yang sudah lebih dulu berada di KaliurangTemannya mengatakan kondisi di Kaliurang baik-baik saja, dan mereka masih diizinkan untuk trekking di Merapi

"Kami memutuskan tetap ke KaliurangSayangnya kami ketinggalan bus untuk pergi ke Kaliurang dan kami harus ke sini dengan TaksiBiayanya mahal sekali memang, tapi kami benar-benar ingin pergi ke sini," tuturnyaThomas dan Silvan yang sudah berada tiga minggu di Indonesia akhirnya mendaftar paket wisata minat khusus Merapi di hostel Vogels milik AwuyPaket wisata bernama Merapi Lava Hunter (MLH) memang lebih diminati wisatawan asing yang ingin berada dekat dengan pusat aktivitas vulkanik MerapiBiaya untuk wisata ini adalah 20 USD per orang

Lawrence juga datang dengan alasan serupaMenurutnya, fenomena gunung api sangat menarik bila diamati dari dekatKarena itu, dia sangat antusias dengan tur ini"Fenomena alam seperti ini tidak ditemukan di sembarang tempatIndonesia alamnya sangat beragamTermasuk MerapiLagipula hutannya sangat indah," tuturnya yang sudah tinggal tiga hari di sana

"Mereka malah datang saat Merapi ditetapkan siagaMungkin penasaran dengan aktivitas Merapi yang dari tahun ke tahun masih jadi gunung api paling aktif di duniaDulu saat tahun 2006, saya bersama tim National Geographic berada sangat dekat dengan titik Merapi karena mereka ingin membuat film dokumenter tentang erupsi Merapi," terang pria yang semasa mudanya pernah mendaki 26 gunung api di berbagai tempat

Karena sudah berpengalaman dengan aktivitas Merapi dari tahun ke tahun, Awuy mengatakan trekking di Merapi amanHal ini juga dikatakan Kepala Desa Hargo Beja Wiryanto"Memang ada peningkatan aktivitasTapi kalau dipimpin oleh profesional dan sudah biasa menjelajah Merapi, kegiatan ini masih aman dilakukan," ungkapnya

Trekking dimulai jam 4.30 pagiDi sepanjang perjalanan, HT milik Awuy yang digunakan sebagai alat komunikasi dengan pos pemantauan beberapa kali melaporkan kondisi MerapiAwuy mewanti-wanti para peserta trekking hari itu agar bersiap turun bila kondisi Merapi memburuk"Sejauh apa perjalanan juga ditentukan laporan dari pos pemantauanKalau kondisinya memburuk, kita harus bersiap pulang, meski belum sampai ke titik yang kita rencanakan," imbuhnya

Untungnya, kemarin aktivitas Merapi belum bertambah sehingga rombongan bisa sampai ke Bukit Miji, daerah aman terakhir yang diizinkanSayang, ketika sampai di sana sekitar pukul 07.00, puncak Merapi tertutup kabut tebalCuaca juga mendung sehingga sinar matahari redup"Wah, sayang sekaliSudah sampai sini tapi tidak bisa lihat puncak Merapi," ujar LawrenceKarena ingin melihat puncak Merapi, rombongan tinggal di sana lebih lamaNamun hingga beberapa saat, kondisi cuaca tidak membaikSehingga kami harus rela turun tanpa melihat puncak Merapi

"Kita coba di titik lain di bawah iniSiapa tahu dari situ bisa melihat," kata Awuy memberikan harapan baruDi salah satu bukit, kali Kuning mengalir di bawahnya, kondisi cuaca sedikit lebih baikPuncak Merapi, lengkap dengan awan putihnya yang menggumpal dan menandakan aktivitas vulkanisnya, terlihat sekilas"Lumayan bisa sedikit melihatKabutnya tebal sekali, jadi langsung puncak langsung tertutup lagi," kata Silvan

Di titik itu, kami sempat mendengar suara reruntuhan batu besar dari MerapiSuaranya terdengar cukup keras, dan bisa-bisa membuat panik orang yang tidak terbiasa mendengarTapi laporan dari pos pemantauan mengatakan, kondisi masih cukup aman sehingga kami tidak merasa khawatir."  Sambil berjalan pulang, Awuy menjelaskan kondisi di lereng Merapi pascaerupsiErupsi terbesar terjadi 1906Erupsi itu mengubah topografi Merapi dan menciptakan beberapa sungai"Batuan di sungai-sungai itu sebenarnya lava yang sudah membeku," paparnya

Kepada ketiga orang asing itu, dia juga menjelaskan Merapi dianggap sebagai berkah bagi para penduduk di sekitarnyaKarena itu, peringatan seratus tahun meletusnya Merapi dirayakan oleh banyak orang.  "Setelah meletus, Merapi membuat tanah di sekitar sini suburMaterial letusannya juga bisa dimanfaatkanBanyak dari kami yang menggantungkan hidup dari keberadaan MerapiKarena itu kami selalu menganggap Merapi adalah berkah," urainyaPasir salah satunya

Awuy juga mengatakan penduduk lokal jarang merasa takut dengan aktivitas Merapi meski mereka tinggal di lereng MerapiSecara geografis, masih ada dua bukit yang menjadi pelindung Kaliurang bila Merapi meletus"Saya tidak pernah merasa tidak aman tinggal di sini," ucapnya dengan tegasDia juga berkata akan tetap bertahan di hostelnya meski kondisi memburuk"Di sini (hostelnya) masih bisa menjadi tempat singgah mereka yang akan mengamati Merapi dari dekatKarena itu saya tidak pernah pergi-pergi dari sini," ungkapnya***

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Soeharto Bicara soal Gelar Kepahlawanan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler