jpnn.com - Pelan tapi pasti, geliat dunia fotografi merambah ke segala lapisan masyarakat. Melihat tingginya kecenderungan masyarakat terhadap dunia jeprat-jepret, maka menjamur lah grup fotografi, terutama di kalangan pengguna Facebook. FAST Photo Club merupakan salah satunya.
M Noval Kasman, Ternate
BACA JUGA: Tidak Mudah Menjadi Prajurit Kopassus
Komunitas ini didirikan oleh Hendra Lesmana, seorang wartawan ANTARA, pada 4 April 2011. Yang membedakan FAST dengan komunitas fotografi lainnya adalah grup ini tak membatasi jenis kamera penikmat fotografi untuk dipajang di dinding FAST.
”Bahkan dengan kamera ponsel pun bisa,” ujar Hilman Idrus, Koordinator FAST Biro Ternate.
BACA JUGA: Pelajaran Penting : Tak Ada Kata Terlambat Untuk Bangkit dan Belajar
Sebagai organisasi, FAST memberikan banyak peluang pembelajaran kepada anggotanya. Proses penambahan ilmu fotografi ini bisa ditemukan saat melakukan hunting bersama. Untuk menambah semangat berkarya, dalam kegiatan hunting bersama pun kerap diadakan lomba yang tujuannya merangsang anggota menghasilkan karya foto terbaik.
Komunitas ber-tagline Brings Brilliant Crazy Idea ini bahkan telah memiliki sebuah sekolah fotografi yang diberi nama Sekopi Tanah Air Kita.
BACA JUGA: Detik-detik Menegangkan ketika Abu Sayyaf Tiba-tiba Menguasai Kapal
Keanggotaan FAST dibagi menjadi dua kategori, yakni fotografer dan model. Hingga kini, telah terdaftar 1.911 fotografer di seluruh Indonesia, dan lebih dari 50 model yang tergabung dalam FAST. Dua kategori ini menjadi elemen penting ketika FAST melakukan aktivitas, baik di dunia fotografi maupun sosial.
Selain membentuk Biro Aceh, Palembang, Padang, Jambi, Jakarta, Karawang, Semarang, Yogyakarta, Bali, Ternate, Manado, Bontang, Papua, Majene, Lampung, Klaten, dan Pulau Buru, FAST juga telah memiliki biro di Taiwan, Hongkong, Malaysia, Jepang, Australia, Belgia dan Meksiko.
Di Hongkong dan Taiwan, koordinator bironya merupakan dua perempuan pecinta fotografi, yakni Aik Siswati (Hongkong) dan Linda M. (Taiwan).
”Ini menjadi bukti bahwa dunia fotografi tidak hanya didominasi oleh kaum pria. Bahkan biro Taiwan sudah menjalani aktivitas foto pre-wed bagi WNI yang bekerja di sana, juga menjalin kerja sama dengan media setempat,” ujar Hilman seperti dilansir Malut Post (JPNN Group).
FAST Biro Ternate didirikan 13 Juli 2014 dan langsung melakukan aksi dengan menggelar hunting hijab serempak di Taman Dodoku Ali Salero. Sesuai ciri khas FAST, komunitas ini pun amat concern terhadap masalah sosial.
Saat perayaan ulang tahun FAST ke-4, misalnya, anggota FAST membagi-bagi alat tulis untuk siswa SDN Inpres BTN Maliaro. Bantuan dana untuk bocah penderita tumor mata di Kelurahan Gambesi, Ternate Selatan, serta bantuan finansial untuk penderita bibir sumbing di Jakarta juga merupakan aksi sosial lain yang dilakukan.
“Gelaran event hunting di panti jompo, santunan kecelakaan, penyaluran bantuan Sinabung, bantuan ke rumah yatim piatu, bantuan banjir bandang di Manado, dompet dhuafa, bantuan bencana Gunung Kelud juga menjadi langkah yang kami lakukan. Tahun ini, ada pula dua kegiatan berskala nasional yang akan dilaksanakan yakni Diskusi Fotografer Tingkat Nasional serta Pameran Foto dan Produk,” papar Hilman.
Pada 2014, biro yang memiliki tujuh anggota ini juga meraih penghargaan sebagai Biro Tersukses dari seluruh biro dalam dan luar negeri. Pasalnya, FAST Biro Ternate merupakan biro yang paling aktif menggelar kegiatan sosial dan paling banyak menyetorkan karya fotografi ke FAST pusat.
Hadiah berupa lensa kamera, lampu kamera, piagam, plakat, serta cinderamata lainnya pun berhak dibawa pulang biro ini.
“2016 ini kita telah agendakan pemberian bantuan pendidikan dan pelatihan fotografi untuk anak-anak Suku Tobelo Dalam di Halmahera, juga pelatihan fotografi untuk penghuni Lapas Ternate,” tandas Hilman.(JPG/tr-02/kai/fri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengabdian Dokter Monalisa, Pernah Terpeselet dan Jatuh ke Sungai
Redaktur : Tim Redaksi