Pengabdian Dokter Monalisa, Pernah Terpeselet dan Jatuh ke Sungai

Selasa, 26 April 2016 – 00:09 WIB
Monalisa, dokter di daerah terpencil yang bertugas di Puskesmas Silayang, Kecamatan Mapattunggul Selatan, Pasaman. Foto:: Istimewa for PADANG EKSPRES/JPG

jpnn.com - TOTALITAS Dokter Monalisa dalam mengabdikan hidupnya untuk kepentingan orang banyak patut diacungi jempol. Dia menjalankan tugas di daerah terpencil dengan ikhlas dan sabar.

Willian Abib--Pasaman

BACA JUGA: Perempuan Kreatif Berbusana Unik

Namanya dr Monalisa. Dia akrab disapa dr Mona. Padang Ekspres (Jawa Pos Group) berkesempatan bertemu dengannya beberapa waktu lalu di Puskesmas Silayang, Kecamatan Mapattunggul Selatan (MTS), tempat ia bertugas.

Kecamatan tersebut merupakan kecamatan terjauh di Pasaman, Sumbar. Setahun belakangan tidak mudah mencapai MTS. Akses jalan yang buruk yang sulit dilalui kendaraan.

BACA JUGA: Cantik-cantik, Pantang Pulang sebelum Padam

Saat ini, masih ada sekitar 11 jorong di kecamatan itu yang dikategorikan jorong tertinggal. Seperti Jorong Partamuan, Rotangetah, Pangian, Jorong Sei Lolo, dan beberapa jorong lainnya. 

Umumnya masyarakat Mapattunggul Selatan hidup bertani dan berkebun karet. Ekonomi masyarakat tergolong lemah bahkan masyarakat masih awam dalam segala hal di kecamatan tersebut.

BACA JUGA: NYANGAHATN...Magisnya Ritual Dayak di Thailand

Di Mapatunggul Selatan, sinyal handphone tidak bisa didapat. Beberapa kampung masih belum dialiri  listrik.  Mungkin karena letaknya yang jauh dan paling ujung, menjadikan kecamatan ini sulit ditembus akses kemajuan.

Kondisi dan suasana itulah yang dihadapi Monalisa. Menjadi kepala Puskesmas Silayang bukan hal yang mudah bagi wanita kelahiran 1981 ini. Banyak rintangan yang harus dia hadapi.

Seperti berjalan jauh menempuh kampung-kampung di Mapattunggul Selatan untuk memberikan pengobatan kepada masyarakat serta sosialisasi kesehatan lainnya.

”Terkadang pakaian berlumpur, jatuh di perjalanan dan basah-basah melintasi sungai. Bagi saya sudah hal yang biasa. Sudah jadi makanan setiap hari,”ujar Monalisa sambil tersenyum.

Wanita kelahiran Kecamatan Rao ini menceritakan pengalamannya beberapa waktu lalu melakukan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) di Jorong

Partamuan yang merupakan jorong paling ujung di Kabupaten Pasaman karena hanya berbatas bukit dengan Provinsi Riau.

Ia bersama delapan orang tim medis Puskesmas Silayang lainnya harus  menantang maut menuju Jorong Partamuan, Nagari Sungai Lolo untuk memberikan vaksin polio.

”Ada 74 orang anak yang harus divaksin saat itu,” ujar wanita dua anak ini.

Untuk sampai ke jorong itu, dia dan tim medis lainnya harus menaiki motor dulu menuju Jorong Muaro Sei Lolo, yang jaraknya sekitar 25 kilometer.

”Kami memberikan vaksin pascalongsor dan banjir yang terjadi dikawasan itu. Jalannya berlumpur dan licin. Jika tidak hati-hati bisa masuk jurang. Beruntung semua tim selamat sesampai di jorong tersebut,” ujarnya.

Namun perjuangannya tidak disitu saja, mereka belum sampai di Jorong Partamuan. Dari Jorong Muaro, Monalisa dan timnya harus menaiki perahu tempel mengarungi Hulu Batang Kampar. 

Saat itu arus  Hulu Batang Kampar cukup deras. Untuk sampai ke Jorong Partamuan butuh waktu satu jam dengan perahu.

Jika tidak hati-hati dan berpegangan kuat pada bibir perahu, bisa-bisa dia dan tim lainnya terlempar ke arus deras Batang Kampar.

Namun baginya, tugas dan tanggung jawab harus ditunaikan, karena itu sudah menjadi kewajibannya.  

“Apapun yang terjadi, menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan adalah nomor satu bagi kami,” ujar wanita kelahiran 22 Februari ini.

Baginya, untuk memberikan pelayanan kesehatan di Jorong Partamuan dan beberapan jorong lainnya seperti Pangian dan Rotangetah sifatnya tidak bisa menunggu.

”Kita harus jemput bola. Jika tidak, warga tidak akan bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Tidak mungkin warga kita suruh datang ke Puskesmas, itu akan menambah biaya mereka, sedangkan mereka hanya hidup bertani,” ujarnya.

Untuk sampai ke Jorong Partamuan biaya yang dikeluarkan bisa cukup besar begitupun sebaliknya. Jika warga Partamuan bepergian keluar dari kampung tentu akan memakan biaya yang besar juga.

Dari pusat ibu kota kecamatan tepatnya di Silayang, naik ojek ongkosnya Rp 200 ribu per orang. Kemudian naik perahu tempek ongkosnya Rp 700 ribu untuk satu perahu  dari Jorong Muaro menuju Jorong Partamuan.

”Jadi untuk masyarakat, tidak ada kata tidak. Meski bersusah payah, pengobatan untuk warga harus dilakukan. Ini adalah tugas saya selaku tim medis untuk Kecamatan ini,”ujar Mona.

Ia juga menceritakan pengalaman  berkesan lainnya, yaitu waktu itu dia jatuh dari jembatan ke sungai. Saat itu dalam tugas puskesmas keliling. Saat kejadian ia berboncengan dengan Camat MTS yang tidak lain adalah suaminya.

Saat  melewati jembatan dengan kondisi cuaca gerimis jembatan jadi licin. Motor trabas yang ditumpanginya  terpeleset, ia dan pak camat terjun bebas ke sungai. Sementara motor trabas tersangkut di jembatan. Beruntung dirinya dan suaminya selamat. Hanya mengalami luka lecet.

”Beruntung air sungai agak dalam, jadi hanya luka lecet,” sebutnya.

Dr Monalisa mengatakan, ia sudah mengabdikan dirinya selama 3 tahun 2 bulan di MTS. Banyak pengalaman berkesan selama mengabdi di MTS.

Baginya warga MTS adalah keluarga yang harus diperhatikan terutama di bidang kesehatan. Dirinya juga sangat senang berada di MTS berbaur dengan masyarakat. Untuk itu setiap bulan dirinya dan tim medis selalu berkeliling kampung memberikan pelayanan kesehatan meski jarak jauh dan medan berat harus dilewati.

Harapannya ke depan hanya ingin  terwujudnya masyarakat MTS yang mandiri dan peduli untuk hidup sehat melalui Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

”Jika masyarakat sadar kesehatan, itu adalah keberhasilan bagi saya,” ujarnya.

Dr Monalisa sendiri berpesan kepada wanita-wanita MTS agar tetap bersemangat dan tidak patah arang menjalani kehidupan.

Meski berada jauh dari pusat keramaian, dan serba ketertinggalan, hal itu harus menjadi pelecut semangat untuk bangkit.

”Para ibu di MTS harus bisa membisikkan kepada anak-anaknya agar kelak menjadi orang hebat. Tidak hanya untuk anak laki-laki, tapi juga untuk anak perempuan,” ujarnya. (***/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hey! Ikan-ikan Cantik Menanti Anda di Pulau Ini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler