Makin Moncer, Produktivitas Bawang Putih Temanggung Tembus 14 Ton per Hektare

Jumat, 15 Maret 2024 – 11:18 WIB
Plt Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto saat melakukan panen perdana bawang putih varietas Lumbu Kuning di Desa Kruwisan, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. Foto: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com, TEMANGGUNG - Pelaksana tugas Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Sekjen Kementan) Prihasto Setyanto mendampingi Anggota IV Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Haerul Saleh melakukan panen perdana bawang putih varietas Lumbu Kuning di Desa Kruwisan, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung.

Hasil ubinan yang dilakukan BPS dan petugas penyuluh setempat menghasilkan produktivitas panen rata-rata 14 ton per hektare.

BACA JUGA: Dirjen Hortikultura Tegaskan Terus Pastikan Layanan RPIH Bawang Putih Sesuai Ketentuan

Sementara produktivitas rata-rata nasional saat ini baru mencapai 7,35 ton per hektare.

Kunjungan kerja tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan supervisi BPK terhadap upaya peningkatan produksi bawang putih yang terus digencarkan Kementan.

BACA JUGA: Kementan Sebut Keberhasilan Swakelola Produksi Benih Bawang Putih jadi Insiprasi

Turut hadir para pejabat di lingkungan BPK, BPK Perwakilan Jawa Tengah, Kementan, Pemprov Jawa Tengah dan Pemkab Temanggung.

Selain itu, para petani dan penangkar benih bawang putih tampak hadir meramaikan kegiatan tersebut.

BACA JUGA: Kementan Dorong Peningkatan Produksi Bawang Putih Melalui Wajib Tanam & Produksi

Prihasto dalam sambutannya menyampaikan rasa bangganya dapat berada di tengah petani dan turut serta dalam panen bawang putih.

"Sesuai arahan Pak Menteri, kita harus meningkatkan produksi bawang putih di Kabupaten Temanggung. Sebab, Temanggung ini adalah sentra utama bawang putih," ujar Prihasto.

Menurut Prihasto, bawang putih lokal memiliki keunggulan aroma yang lebih kuat dibanding bawang putih impor.

Beberapa varietas bawang putih lokal yang banyak dikembangkan di antaranya Lumbu Hijau, Lumbu Kuning, Lumbu Putih, Tawangmangu Baru, Berkah, Jangkiriah Adro, dan Sangga Sembalun.

"Pengembangannya bisa melalui skema APBN, swadaya maupun wajib tanam dan produksi oleh importir. Semuanya kita dorong," tegasnya.

Sentra bawang putih di kabupaten Temanggung berada di 12 kecamatan dengan potensi lahan sekitar 10 ribu hektare.

Menurut data BPS, tahun 2023 luas area tanamnya mencapai 1.664 hektare.

Didukung kesuburan tanah dan sumber daya air yang melimpah, Kabupaten Temanggung menjadi sentra penghasil bawang putih terbesar di Indonesia.

Para petani di beberapa desa, seperti Kruwisan dan Petarangan di Kecamatan Kledung bahkan rutin menanam tidak kurang dari 500 hektare setiap tahunnya.

Anggota IV BPK Haerul Saleh turut mengapresiasi upaya pengembangan bawang putih yang telah dilakukan oleh Kementan.

"Kami apresiasi upaya Kementan, tetapi pemerintah harus serius dalam meningkatkan produksi bawang putih di dalam negeri. Gunakan anggaran dengan baik, uang negara harus digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat," ujar Haerul Saleh.

Petani bawang putih asal Kecamatan Bansari Temanggung Siswanto menyebut harga bawang putih basah di tingkat petani saat ini di kisaran Rp 9 ribu per kilogram, sedangkan untuk yang siap konsumsi Rp 20 ribu per kilogram.

Sementara itu untuk benih antara Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram.

Siswanto menyambut baik upaya pemerintah untuk menyejahterakan petani bawang putih di dalam negeri.

“Temanggung siap menjadi penyangga nasional kebutuhan bawang putih. Untuk meningkatkan produksi pertanian, penting untuk adanya dukungan dan sinergi antara pemerintah dan petani dalam meningkatkan produksi pertanian di daerah tersebut,” ujar Siswanto. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler