Makin Tertekan, Maduro Gunakan Hukum untuk Gebuk Oposisi

Kamis, 31 Januari 2019 – 14:40 WIB
Krisis Venezuela: Nicolas Maduro (kanan) dan Juan Guaido terus bermanuver memprebutkan kursi orang nomor 1 di negeri yang pernah kaya minyak itu. Foto: BBC

jpnn.com, KARAKAS - Pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro melawan tekanan asing. Melalui Mahkamah Agung (MA), pemimpin 56 tahun tersebut mencekal pemimpin kubu oposisi, Juan Guaido pada Selasa (29/1).

Bersamaan dengan itu, pemerintah membekukan akun bank ketua parlemen yang mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara tersebut. ''Yang bersangkutan (Guaido, Red) telah mengganggu ketenteraman republik ini,'' ujar Ketua MA Maikel Moreno kepada BBC.

BACA JUGA: Krisis Memburuk, Nelayan Venezuela Alih Profesi Jadi Bajak Laut

BACA JUGA: Krisis Venezuela: Militer Mulai Berpaling dari Maduro

Permintaan untuk mencekal dan membekukan rekening Guaido itu berasal dari Jaksa Agung Tarek William Saab. Keamanan menjadi pertimbangan utamanya. Apalagi, saat ini kejaksaan menyelidiki pemimpin oposisi tersebut atas tuduhan pemberontakan.

BACA JUGA: Krisis Venezuela: Guaido Panen Dukungan, Maduro Pamer Pasukan

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap Petroleos de Venezuela, BUMN yang dikelola pemerintahan Maduro. AS adalah pendukung utama Guaido dan kubunya.

Karena itu, menurut para pengamat politik, langkah yang dilakukan pemerintahan Maduro terhadap Guaido adalah balas dendam. Mereka berusaha menggagalkan upaya oposisi untuk menggulingkan rezim Maduro.

BACA JUGA: Krisis Venezuela: Militer Mulai Berpaling dari Maduro

BACA JUGA: Krisis Venezuela: Guaido Panen Dukungan, Maduro Pamer Pasukan

Di sisi lain, Guaido anteng saja mendengar kabar serangan terhadap dirinya. Menurut dia, itu hanyalah strategi Venezuela untuk menakut-nakuti lawan. ''Kami tetap ada di sini dan akan melanjutkan pekerjaan,'' tegasnya.

Guaido juga meminta rakyat lebih semangat turun ke jalan kemarin, Rabu (30/1). Dia juga menggalang semua orang yang apatis dengan pemerintahan untuk berkumpul pada akhir pekan nanti. ’’Di sini pilihannya adalah pasrah terhadap tekanan atau kebebasan untuk rakyat,’’ tegasnya.

Menurut kantor HAM PBB, tercatat 40 nyawa melayang dalam unjuk rasa. Ratusan demonstran yang lain ditangkap polisi. Negara-negara asing pun mengutuk perlakuan tersebut.

’’Kami pastikan bahwa siapa pun yang ingin menghapus demokrasi dan melukai Guaido akan mendapat ganjaran berat,’’ ujar Penasihat Keamanan AS John Bolton. (bil/c4/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Trump Minta Israel Ikut Campur Konflik di Venezuela


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler