Maksimalkan Limbah Kulit Kopi untuk Pewarna Batik

Kamis, 06 Oktober 2016 – 01:16 WIB
Ilustrasi. Foto: Malut Post

jpnn.com - JAKARTA-Tower Bersama Infrastructure (TBIG) mengampanyekan pemakaian limbah kulit kopi sebagai bahan baku pewarna batik.

Pemanfaatan limbah kopi mendapat dukungan dari komunitas penggiat kopi Batang Menyeduh.

BACA JUGA: OJK Larang Perusahaan Asing Jalankan Bisnis Gadai

Tim Rumah Batik TBIG dan Koperasi Bangun Bersama melakukan simulasi dan memberi pelatihan kepada pengunjung pameran Batang Expo 2016.

Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo mengapresiasi kampanye dan pelatihan tersebut. Edukasi itu dinilai sangat membantu promosi potensi ekonomi daerah.

BACA JUGA: Gara-gara Keputusan Sepihak, 50 Ribu Pekerja Terancam di PHK

”Pembangunan ekonomi Batang akan berdampak terhadap perekonomian di Jateng di masa mendatang,” terang Yoyok.

Sebagai sebuah daerah dengan sejarah perkebunan panjang, Kabupaten Batang mempunyai potensi andalan salah satunya dari penghasil kopi.

BACA JUGA: IHSG Terjungkal ke Zona Merah

Tidak kurang dari 15 ton limbah kulit kopi dihasilkan perkebunan kopi di kabupaten tersebut.

Presiden Direktur Tower Bersama Herman Setya Budi menambahkan Rumah Batik TBIG bertujuan melakukan pembinaan dan pemberdayaan.

Itu penting supaya perajin batik skala mikro tumbuh dan berkembang. Rumah Batik TBIG juga membangun semangat kewirausahaan masyarakat.

”Tentu, juga generasi muda pelaku usaha mikro melalui Koperasi Bangun Bersama,” ucap Herman. (far/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nongkrong Sambil Ngopi, MAXX COFFEE Bisa Jadi Pilihan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler