jpnn.com, GORONTALO - Ribuan alat dan mesin pertanian (alsintan) hanya dibiarkan menganggur. Padahal, untuk pengadaan alsintan ini, pemerintah sudah mengeluarkan dana yang tidak sedikit.
Untuk memaksimalkan penggunaan alsintan Kementerian Pertanian mulai tahun ini membentuk Brigade. Brigade ini menjadi pengelola alsintan agar penggunaannya lebih maksimal.
BACA JUGA: Menteri Amran: Petani Butuh Tractor, Saya Langsung Kirim
"Kami akan mengubah cara penanganan alsin. Kalau sebelumnya di kelompok sehingga tidak maksimal. Kini pengelolaannya diserahkan ke Brigade," kata Yanuardi, direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementan, Sabtu (22/4).
Dia menyebutkan dari survei di lapangan, banyak alat tractor yang tidur. Kalau sudah begini, negara yang rugi karena uang negara banyak terbuang percuma.
BACA JUGA: Amran Minta Pengusaha Tidak Mainkan Harga Jagung
Pemberian bantuan alsintan ke petani, lanjutnya, bertujuan memaksimalkan peningkatan produksi. Sayangnya, kelompok petani penerima lebih membiarkan alsinnya tidur daripada dipinjamkan ke kelompok lainnya untuk dimanfaatkan.
Sebenarnya, ada beberapa daerah yang sudah jalan salah satunya di Provinsi Gorontalo. Tahun ini, Brigade akan dibentuk serentak di 34 provinsi.
BACA JUGA: Mentan Serahkan Dana Rp 177,16 Miliar untuk Petani Gorontalo
"Brigade yang akan mengelola alsintan dari prapanen hingga pascapanen. Jadi mekanismenya sistem pinjam. Dengan dikelola Brigade, alsintan ini akan berputar terus. Mulai panen, bajak, tanam. Nah di sini kami harapkan keterlibatan pemuda untuk menjadi operator," tuturnya.
Dari sisi biaya, petani akan lebih hemat. Menurut Kadis Pertanian Provinsi Gorontalo Mulyadi Mario, selama ini petani harus mengeluarkan dana Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta per hektare untuk sewa alsin.
Dengan Brigade, petani cukup membayar Rp 600 ribu sampai 700 ribu per hektare untuk biaya bensin dan gaji operator.
Menurut Mulyadi, Gorontalo sudah membentuk Brigade sejak 2015. Bahkan Gorontalo merupakan embrio lahirnya Brigade.
Nantinya, setiap provinsi menjadi depo Brigade, di mana ada rayon-rayon di kab/kota. Satu kab/kota bisa memiliki lima sampai enam rayon. Sedangkan satu rayon membawahi tiga kecamatan.
"Dengan cara ini, saya optimistis produksi akan meningkat. Di sisi lain, pemda juga ikut terlibat dalam pengelolaan bantuan pusat. Pusat memberikan bantuan alsin, daerah kebagian melakukan perawatan," terang Yanuardi yang diaminkan Mulyadi. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Impor Jagung, Pemerintah Hemat Rp 20 Triliun
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad