Malu, 7 Tahun Alat Kelamin Ganda Anak Disembunyikan

Minggu, 01 Juni 2014 – 17:58 WIB
Bocah berkelamin ganda dari Langkat Sumatera Utara. Foto: Sumut Pos/JPNN.com

jpnn.com - LANGKAT – Tujuh tahun menyimpan rahasia soal kondisi anak kembarnya, Khatijah (41) akhirnya buka suara. Ya, Wenly (7) memiliki kelamin ganda dan keduanya berfungsi normal.

Selama ini, janda asal Dusun III Pertanian Desa Tanjung Pasir, Kec. Pangkalansusu itu sengaja menutup rapat soal kondisi Wenly. Padahal, sejak melahirkan, kondisi Wenly berbeda dengan saudara kembarnya, Kenly.

BACA JUGA: Kemenpera Nilai Potensi Pasar Perumahan di Sulut Cukup Besar

Wenly memiliki kelamin ganda, dan keduanya berfungsi normal. Artinya, saat buang air kecil, kedua alat kelamin itu sama-sama mengeluarkan air seni. Nah, letak vagina Wenly sendiri, tepat berada di bawah penisnya. Dengan kata lain, posisi vagina itu tertutup penis.

Makanya, karena menetap di perkampungan, Khatijah dan suaminya, Likoomben –yang meninggal sejak anak kembarnya berusia 1 tahun- merahasiakan hal itu dari warga. Hanya bidan yang menangani persalinannya dan beberapa keluarga dekat saja yang tahu.

BACA JUGA: Masker Habis, Korban Letusan Gunung Sangiangapi Pakai Kain

Bahkan, kepada kru koran ini, Khatijah awalnya sempat ragu bercerita. Namun, setelah diberi pengertian oleh kerabatnya, akhirnya dia mau bercerita.

"Anak saya ini adalah anak pertama, beda 2 jam dari Kenly. Mereka lahir kembar tetapi yang satunya normal. Wenly ini sejak lahir sudah begini Bang," jelasnya.

BACA JUGA: Gunung Sangiangapi Masih Mengancam

“Kami malu dengan kejadian ini, maklumlah kami tinggal di perkampungan yang masih tradisional. Jadi kalau ada hal aneh seperti ini, dipikir orang kami entah apa-apa pula. Makanya kami merahasiakannya sampai usia anakku ini sekarang tujuh tahun bang,” ujar Khatijah.

”Kami merahasiakan hal ini, juga sambil terus meminta saran dan pendapat dari berbagai rumah sakit yang ada di Medan. Namun dari keterangan dokter, anak kami ini bisa dilakukan operasi kalau sudah berumur 6 sampai 7 tahun. Waktu (konsultasi) itu anak kami ini masih berumur 3 tahun. Nah sepeninggal suami, saya yang menjadi tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah. Jelasnya, kami hidup serba kekurangan,” bebernya.

Khatijah sendiri akhirnya bersyukur karena dibantu Eli Raskita Sitepu, tokoh perempuan yang membantu Khatijah mengurus BPJS Kesehatan dan membawa Wenly ke RSU Insani Stabat. "Alhamdulilah di rumah sakit ini walaupun kami menggunakan BPJS, pelayanan cukup baik Bang," papar Khatijah lagi.

Terpisah, Kepala RSU Insani Stabat, dr. Swelen menyebutkan tim dokter spesialisnya sudah melakukan pemeriksaan.

"Kita juga sedang menunggu hasilnya. Apakah bisa kita tangani di sini untuk mengoperasinya guna memisahkan atau memilih kelamin mana yang lebih dominan. Makanya pasien sampai hari ini kita rawat di sini dan kita berikan berbagai vitamin agar kondisi pasien tetap sehat. Kalau ingin konkrit, datang aja malam ini sekitar jam 20.00 karena dokter spesialisnya datang,” ujar Swelen menutup pembicaraan. (zd/trg/bd)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jamin Stok Daging dan Sayur Aman


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler