Maluku Kembali Rusuh

Saling Serang di Ambon Plaza

Minggu, 25 Januari 2009 – 08:08 WIB
Foto : Juni Uudhawanto/Ambon Ekspres/JPNN
AMBON - Bentrok antarwarga kembali pecah di Ambon, Maluku, kemarin (24/1) siangDua warga desa bertetangga namun sudah lama berseteru, Desa Pelauw dan Desa Kailolo, yang terletak di Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah, saling menyerang

BACA JUGA: Suara Golkar di Sulut Bakal Turun

Akibat insiden tersebut, dilaporkan satu orang tewas dan sedikitnya enam warga menderita luka-luka.

Ambon Ekspres (Jawa Pos Group) melaporkan, pecahnya perkelahian antar kedua kelompok warga itu terjadi di depan kawasan pusat pertokoan Ambon Plaza yang sedang ramai dikunjungi warga sekitar pukul 12.00 WIT
Hingga berita ini diturunkan pukul 24.00 WIB, penyebab pasti bentrokan belum diketahui

BACA JUGA: KA Penumpang Tabrak KA Barang

Namun, ada dugaan, dendam lama antara dua desa itu sebagai pemicunya
Akibatnya, masalah sepele seperti perkelahian remaja, atau saling ledek, langsung pecah menjadi tawur masal.

Menurut beberapa warga di sekitar lokasi bentrok, awalnya hanya beberapa orang terlibat perkelahian

BACA JUGA: Pencopotan Kapolda Kepri Kejutkan Anggota Kompolnas

Namun, karena tak ada yang memisah, akhirnya pecah bentrok massa yang besarKedua kelompok saling melemparkan batu dan berkejaran dengan berbekal senjata tajam.

Bentrok yang melibatkan ratusan orang itu membuat para pengunjung dan pedagang Ambon Plaza panikMereka berlarian karena takut menjadi sasaran bentrokSejumlah kaca depan pusat pertokoan terbesar di Maluku itu pecah terkena timpukan batuBegitu pula kaca-kaca sejumlah toko di sekitar Ambon PlazaKarena takut, Ambon Plaza langsung ditutupPara pekerja dipulangkan paksa oleh para pemiliknyaSuasana mencekam tampak di sekitar lokasi.

Polisi yang berupaya meredam aksi segera mengamankan dua orang yang diduga sebagai pemicu perkelahianTernyata, walaupun sudah ada warga yang diamankan, suasana belum tenangDiduga karena ada yang memprovokasi, malah terjadi pengumpulan massa dan saling menyerang antara kedua kelompok dengan senjata lebih beragam seperti parang, tombak, serta senjata tajam lain.

Aparat kepolisian dari Polres Ambon dan Lease yang tiba di TKP tidak mampu berbuat banyakJumlah personelnya tidak sesuai jumlah massa yang terlihat sudah terprovokasi dan ingin saling menyerangBahkan, Kapolres AKBP Didik Agung Widjanarko yang berdiri di tengah-tengah massa juga terlihat kesulitan menenangkan warga yang terlihat emosi.

Rentetan tembakan peringatan juga tidak mampu menghalau massaKeberingasan mereka justru menjadi-jadiBeruntung tambahan personel keamanan dari Samapta Polda Maluku dan Brimob bisa memperkuat pengamanan.

Namun, massa yang terlihat emosional justru saling mengejek dan saling menantangMassa mulai mundur sekitar pukul 14.30 WITNamun, hingga tadi malam pertokoan masih tutupAparat kepolisian dari Polres Ambon dan Polres Lease, Ditsamapta, dan Satbrimobda Polda Maluku tampak siaga.

Bentrok Meluas

Ketegangan yang sementara mereda di sekitar pusat pertokoan Ambon Plaza ternyata berimbas pada pertikaian di luar Kota AmbonKonsentrasi massa terjadi pada beberapa titik rawan yang diduga didominasi warga Kailolo dan Pelauw.

Dari pantauan Ambon Ekspres, kerusuhan juga pecah di kawasan Desa LiangSeorang warga Pelauw yang diketahui bernama MYosa Latuamury tewas dengan luka tembak di dadaKapolres Ambon AKBP Didik Agung Widjanarko membenarkan adanya kejadian ituTapi, dirinya belum memastikan latar belakang kasus tersebut karena belum menerima laporan dari anak buahnya''Memang ada yang tewas tertembak di Desa LiangKita belum pastikan seperti apaSudah saya arahkan Kapolsek untuk menyelidiki kasus ini,'' kata Kapolres Ambon di Mapolsek Sirimau tadi malam.

Didik mengatakan, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya telah menempatkan sekitar 250 personel dari Polres, Ditsamapta, dan Satbrimob PoldaMereka akan di-back-up oleh kekuatan TNI yang tetap siaga dan sewaktu-waktu siap diperlukan''Kita siagakan kekuatan pada titik-titik yang dianggap rawan dan dapat memicu terjadi bentrokan,'' kata Kapolres didampingi Dandim 1504 Letkol Arm Dadan Rusmana.

Menurut Kapolres, pihaknya telah menahan dua orang yang diduga sebagai pemicu bentrok"Dari kejadian di pusat pertokoan ini, laporan yang kita terima dua orang Pelauw dan dua orang Kailolo luka-luka serta dua warga yang tidak terkait kasus ini juga luka-luka,'' katanya.

Sementara itu, Dandim pada kesempatan itu mengaku tetap siap untuk mem-back-up pengamanan yang ada''Kita sudah siapkan personel dan saat ini anggota intelijen juga sudah membaur dengan anggota kepolisianPada prinsipnya kita siap mem-back-up kepolisian,'' ujarnya.

Perkembangan terakhir tadi malam, korban tewas di Desa Liang, Muhammad Josal Latuamury, ternyata adalah pegawai bagian teknik TVRI MalukuKapolsek Salahutu AKP Farauk Uluputty mengatakan, jasad Josal sementara disemayamkan di RSU Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.

Menurut dia, Josal merupakan salah satu penumpang speed boat yang berangkat dari Negeri Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, dengan tujuan Desa Tulehu''Namun saat berlayar, dia dikejar tiga speed boat yang diduga kuat berasal dari Negeri KailoloMereka saling mengejar hingga mendekati dermaga PT ASDP di Negeri LiangDi situ Josal tertembak di dada kiri, dada kanan, dan kaki kiri hingga meninggal dunia,'' jelasnya.

Rentetan tembakan dari arah speed boat itu juga mengenai kaki kiri salah seorang pegawai PT ASDP yang sementara bertugas di dermaga tersebutNamun, identitas korban belum diketahui.

Kapolsek Salahutu mengaku insiden itu merupakan dampak bentrokan antarwarga Negeri Kailolo dan Negeri Pelauw yang terjadi di Kota Ambon siang harinya.

Bentrok di NTT

Kerusuhan antarwarga juga terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT)Jika di Ambon, Maluku, kerusuhan terjadi antara dua kampung, di Rapudo, Kecamatan Satar Mese, Manggarai, NTT, bentrok justru melibatkan dua keluarga.

Timor Ekspres (Jawa Pos Goup) melaporkan, bentrokan dipicu saat Alfons cs berebut lahan sawah dengan Dominikus cs yang sebetulnya masih saudara.

Kapolres Manggarai AKBP Hambali mengatakan, tiga orang, yaitu Alfons Kador, Konstan Tas, dan Darius Donggot, tewas di TKP''Saat ini kami menahan tiga saksi, yakni Dominikus Urung, Maksi Tulus, dan Stef SyukurKetiganya sudah dimintai keterangan," ujarnya kemarin.

Menurut pengakuan mereka, kubu korban, Alfon cs, yang melakukan serangan pertama dengan melempar batu ke arah Dominikus cs''Kubu Dominikus cs saat itu masih mengerjakan sawahKarena dilempar, mereka bereaksi sehingga terjadi bentrokan yang berujung pada tewasnya tiga orang," jelas Kapolres.

Saat bentrokan, kedua kubu saling menyerangKubu Alfons dilengkapi peralatan perang seperti tombak, parang, dan kayuPeralatan perang tersebut dijadikan sebagai barang bukti''Kasus ini masih terus didalami, sedangkan status tiga orang yang ditangkap masih bersifat tangkapan," ujarnya.

Mengenai penyebab pasti bentrokan, AKBP Hambali mengaku masih menyelidiki"Karena konflik keluarga, kedua kubu yang bentrok tidak banyak memberikan informasiMereka sangat tertutup," katanya.

Saat mendatangi rumah korban, seluruh anggota keluarga dari tiga korban yang tewas mengalami duka mendalamTangisan histeris terdengar dari para ibu, anak, dan keluarga lainnyaMereka sangat menyayangkan karena ketiga korban masih mempunyai hubungan keluarga dekat atau satu garis keturunan.

Korban Alfons dimakamkan di tempat pemakaman umum Kampung Torok, Desa Papang, sedangkan Konstan Tas dan Darius Donggot dikuburkan berdampingan di tempat pemakaman Kampung Kolang, Desa PapangSebelum dikuburkan, jenazah ketiga korban dilepas dengan ritual adat(kie/kr-2/jpnn/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalteng akan Beli Listrik Malaysia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler