JAKARTA - Pasar makanan dan minuman (mamin) dalam negeri kian dibanjiri produk buatan MalaysiaBerdasar data impor mamin Oktober lalu, impor produk asal negeri jiran itu sudah mencapai USD 48,8 juta
BACA JUGA: Banyak Pelabuhan Tikus di Batam, BC Kerepotan
Sekjen Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) Franky Sibarani mengatakan data impor tersebut jika dibandingkan April lalu mengalami kenaikan 400 persenTercatat, impor mamin pada April lalu sebesar USD 12,5 juta
BACA JUGA: Pemerintah Dorong PKL Bentuk Koperasi
"Angka impor sampai April 2011 dibanding hingga Oktober 2011 terjadi kenaikan empat kali lipatBACA JUGA: DPR Wacanakan Bulog dan BKP Dilebur
Kalau hingga Oktober sudah menjadi 24,7 persen," tutur dia, Minggu (27/11).Dia mengatakan, naiknya impor dari malaysia menjadi peringatan bagi mamin dalam negeriSebab, impor dari negara tersebut berkontribusi tinggi terhadap total impor dari negara-negara di ASEANTotal, impor mamin ASEAN naik dari USD 31,37 juta pada April 2011 menjadi USD 96,5 juta pada Oktober 2011"Dengan kenaikan lebih dari tiga kali lipat," tandas dia.
Menurut dia, kenaikan tersebut berpotensi meningkat hingga pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015 nantiDia menilai, banjirnya produk impor terutama dari Malaysia patut diwaspadai
"Malaysia tetap ancaman seriusKarena mereka melihat Indonesia sebagai pasarDitambah dukungan daya saing dari pemerintah membuat produsen mamin di Malaysia semakin agresif," ulasnya.
Di sisi lain, dukungan pemerintah terhadap peningkatan daya saing dan perlindungan pasar dalam negeri masih rendahAkibatnya, pasar mamin malah dinikmati produk asingPemerintah dirasa terlena dengan kondisi pertumbuhan ekonomi dan daya tarik investasi, sehingga perhatian terhadap sektor mamin minim.
Dia menguraikan, sejumlah kendala industri mamin lokal antara lain bunga bank yang masih tinggiSedangkan investor asing memilih menggunakan dana sendiri atau perbankan dengan bunga murah"Tentu menyulitkan industri, khususnya UMKMSaat ini, dari satu juta industri mamin, sekitar 99,5 persen adalah industri UMKM dan rumah tangga."
Faktor lain meliputi ketersediaan energi dan harga gasBahkan, di Jawa Barat dan Jawa Timur mengalami masalah seriusKeluhannya, sudah harga naik, gasnya sangat terbatasSelain itu, ketetapan UMR (upah minimum regional) dan pembangunan infrastruktur lambat dan biaya logistic mahal
"Ditambah masih banyaknya pungli-pungli di rantai distribusiAkibatnya, biaya produksi dan distribusi menjadi mahal sehingga kian melemahkan daya saing," ungkapnya.
Untuk itu, perlu industri mamin perlu perlindungan lewat penetapan wajib label bahasa yang menyatu dengan kemasan serta larangan penggunaan stiker"Saat ini, banyak produk impor resmi dan ilegal yang beredar tanpa izin edarAtau menggunakan izin edar tanpa menggunakan label bahasa Indonesia yang benar," kata dia(res/oki)
Statistik Impor Makanan dan Minuman Indonesia 2011
Impor Mamin dari Malaysia
Januari-April USD 12,5 juta
Januari-Oktober USD 48,8 juta
Impor dari Negara ASEAN
Januari-April USD 31,37 juta
Januari-Oktober USD 96,5 juta
BACA ARTIKEL LAINNYA... RUU Pangan Atur Sanksi
Redaktur : Tim Redaksi