'Mana anakku... Mana anakku... Anakku tidak Matikan?'

Minggu, 06 November 2016 – 17:50 WIB
Keluarga menangis histeris di depan jenazah Riki Pradana Sinaga di rumah duka, Sabtu (5/11). Foto: metrosiantar/jpg

jpnn.com - SIMANLUNGUN - Kabar kasus pembunuhan sadis yang menewaskan Riki Pradana Sinaga, 18, langsung sampai ke telinga Sumarni, bibi korban yang juga Pangulu Bah Tobu.

Ia pun langsung bergegas ke tempat kejadian setelah mendapat informasi dari warga terkait aksi pembunuhan sadis itu.

BACA JUGA: Geger! Sahabat Dibantai, Wajah Rusak Parah, Celurit Masih Menancap di leher

Melihat tubuh dan wajah korban terluka parah, korban pun langsung dilarikan ke RS Horas Insani. 

“Tapi karena luka yang dideritanya cukup parah, pihak rumah sakit menyarankan agar korban dirujuk ke RSUD Dr Djasamen saragih Pematangsiantar,” jelasnya.

BACA JUGA: Polisi Buru 15 Orang Terkait Kericuhan 4/11

Namun sayang, saat mendapatkan perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr Djasamen Saragih sekira pukul 00.30 WIB pada Sabtu (5/11), nyawa korban tak tertolong. 

Riki pun menghembuskan nafas terakhirnya.

BACA JUGA: 11 Tersangka Kejahatan Usai Demo 4/11 Mengaku Kena Provokasi

Di rumah sakit, ibu, adik dan kakek korban histeris begitu mengetahui anak dan cucu kesayangannya telah tiada. 

Mereka langsung lunglai dan tak sadarkan diri. Begitu sadar kembali, ibunya bernama Legiani berteriak-teriak. 

“Mana anakku… Mana anakku… Anakku tidur kan? Anakku tidak matikan?” teriaknya histeris.

Tak lama setelah itu, jasad korban pun diboyong ke Instalasi Forensik RSUD Dr Djasamen Saragih untuk diotopsi. 

Saat berada di ruang jenazah diketahui, Riki mendapat 7 luka bacokan di bagian kepala dan badannya.(adi/th/hez/ms/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantap, BNNP Jatim Sikat Bandar 2 Ribu Ekstasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler