Manggarai Barat Panen Bawang Merah 40 Ton

Selasa, 24 Oktober 2017 – 19:33 WIB
Ilustrasi bawang merah. Foto: Kementan

jpnn.com, MANGGARAI BARAT - Kementerian Pertanian (Kementan) mengimplemasikan program pengembangan kawasan bawang merah menggunakan dana APBN 2017.

Hasilnya pun oke. Kelompok tani (Poktan) Wela Pada dan Poktan Lembu Nai, Desa Nangalili, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar panen raya bawang merah, Senin (23/10).

BACA JUGA: Dorong Nunukan Jadi Penyuplai Pangan Malaysia

Panen dilakukan di lahan seluas lima hektare dengan produktivitas ubinan sebelas ton per hektare. Total mencapai 40 ton.

Sekretaris Direktur Jenderal Hortikultura Sri Wijayanti Yusuf menjelaskan, secara umum, hasil program pengembangan kawasan bawang merah tersebut terlihat dari NTT yang kini menjadi sentra bawang merah baru di Indonesia.

BACA JUGA: Mentan Amran Sebut Bupati Cantik Ini Diam Menghabiskan

Tingginya produktivitas di Bumi Flobamora mendorong ekspor ke negara tetangga. Salah satunya pada 12 Oktober lalu.

“NTT merupakan sentra baru untuk bawang merah. Kami harapkan ke depan luas tanam bawang merah di NTT bisa tambah luas karena potensi pengembangannya juga masih luas dengan melakukan pembinaan agar produktivitasnya dapat lebih meningkat sehingga harga bisa bersaing,“ ungkap Sri di Jakarta, Selasa (24/10).

BACA JUGA: Ini Perbandingan Capaian Pangan saat El Nino 2015 vs 1997

Kepala Seksi STO Dinas Pertanian Manggarai Barat mengatakan total lahan pengembangan kawasan bawang merah di Manggarai Barat mencapai 30 hektare. Adapun panen seluas lima hektare merupakan hasil tanam periode Juli 2017.

"Semua bawang merah organik karena menggunakan pupuk kompos dan tidak menggunakan pestisida," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian NTT Andreas Riwu Balle menambahkan, berdasarkan prognosis Dinas Pertanian NTT, produksi bawang merah jauh di atas kebutuhan masyarakat dengan adanya panen raya tersebut.

"Biasanya, kalau panen raya produksi mencukupi kebutuhan masyarakat," ungkapnya.

Andreas menambahkan, biasanya harga bawang merah turun saat panen raya tiba. Demi menjaga kesejahteraan petani, Dinas Pertanian NTT untuk sementara menahan bawang merah tersebut untuk tidak segera dijual.

"Kami sedang dorong Bulog (Badan Urusan Logistik) bisa mengambil produksi tani ini, agar membeli dengan harga wajar sehingga, petani tetap sejahtera. Jadi, sampai sekarang petani sedang menunggu harga," ujarnya. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan-PERTETA Sinergi Mengembangkan Mekanisasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler