Mangku Liyer Menuai Berkah dari Beredarnya Novel dan Film Eat, Pray, Love

Penasaran, Turis pun Berbondong untuk Melihat Tempat Syuting

Minggu, 26 September 2010 – 08:08 WIB
TAMBAH SIBUK: Mangku Liyer melayani tamu asing di rumahnya, Desa Banjar Pengosekan Kaja, Ubud, Gianyar. Foto : Sentot Prayogi/Radar Bali/JPNN

Nama Mangku Ketut Liyer semakin moncer sebagai ’’orang pintar’’Tidak hanya di Bali, tapi juga di dunia internasional

BACA JUGA: Kisah Wahono, Tersangka Teroris yang Gagal Menikah dan Digantikan Adiknya

Semua itu tak lepas dari novel dan film Eat, Pray, Love (EPL) yang dibintangi aktris cantik Julia Roberts.

=======================
SENTOT PRAYOGI, Gianyar
=======================

SULIT memang untuk menemui paranormal I Mangku Ketut Liyer
Beberapa kali Radar Bali (grup JPNN) menyanggong laki-laki 95 tahun itu di rumahnya, kawasan Banjar Pengosekan Kaja, Ubud, tapi tak pernah bisa bertemu langsung

BACA JUGA: Anak-Anak Korban Permainan Pistol-pistolan di Padang (3-Habis)

Dia mengaku amat sibuk melayani para tamunya, sehingga tak bisa menerima wawancara wartawan


Putra ketiga yang merangkap asistennya, Nyoman Latra, 58, pun sempat menjanjikan untuk mempertemukan Radar Bali dengan tokoh sentral dalam novel dan film EPL itu

BACA JUGA: Anak-Anak Korban Permainan Pistol-pistolan di Padang (2)

Namun, lagi-lagi sang tokoh sepuh tersebut tetap tak bisa diganggu

Sebab, semakin sore, tamunya bukannya makin sedikit, melainkan bertambah banyakPadahal, Liyer memerlukan waktu rata-rata 30 menit untuk meramal dan mengobati setiap tamu’’Apa yang kira-kira perlu ditanyakan biar coba saya jawab saja karena sepertinya bapak belum ada waktu luang,’’ kata Latra.

Dia mengakui, setelah terbitnya novel EPL yang ditulis Elizabeth Gilbert, pengarang yang mantan wartawan Amerika, rumah orang tuanya makin terkenalApalagi setelah novel dengan latar kisah nyata pengarangnya itu difilmkan dengan bintang cantik Julia Roberts dan bintang lokal Christine Hakim"Banyak yang penasaran ingin melihat-lihat rumah kamiSebab, rumah kami kan menjadi lokasi syuting utama film tersebut," ujarnya.

Tidak hanya ituSemula, Gilbert ingin Mangku Liyer ikut bermain dalam film romantis tersebutNamun, lantaran kondisi kesehatannya yang sudah tidak memungkinkan, dia tak jadi mainSosoknya diperankan orang lain

Meski begitu, rumah kediaman dukun terkenal tersebut tetap menjadi lokasi syuting hingga enam hari berturut-turut pada November tahun laluTak heran bila selama enam hari itu di sekitar rumah Liyer jadi heboh"Waktu pengambilan gambar, semua jalan menuju rumah ditutupHanya orang-orang yang punya tanda pengenal khusus yang boleh masuk," kenang Latra.

Ratusan anggota kepolisian dilibatkan untuk mengamankan lokasi syutingTidak hanya masyarakat yang dilarang mendekat ke lokasi pengambilan gambarBahkan, saat itu, wartawan pun tidak diperkenankan meliput

Memang, kediaman Mangku Liyer yang tidak begitu mewah memiliki daya tarik tersendiriRumah itu dinilai masih layak untuk menggambarkan suasana romantis seperti yang pernah dialami Gilbert puluhan tahun silamKarena itu, rumah tersebut disulap sedemikian rupa sehingga terkesan kuno

Pemutaran perdana film yang 30 persen berlokasi di Pulau Dewata itu dilangsungkan di New York pada 14 Agustus 2010Saat itu, artis Christine Hakim ikut hadir dengan busana adat BaliKendati belum diputar di bioskop-bioskop Indonesia, sudah banyak yang penasaran dengan rumah Liyer yang menjadi tempat pengambilan gambar film tersebut.

Keluarga Liyer pun seperti menikmati berkah dari terbitnya novel dan film EPLBagaimana tidakHampir setiap hari puluhan tamu mendatangi rumah merekaBahkan, selain ingin melihat-lihat rumah, kebanyakan tamu juga meminta diramal nasibnyaSebagian lagi meminta pengobatan kepada Liyer

Bisa dihitung pemasukan yang diterima keluarga LiyerSebab, untuk setiap tamu asing dan luar Bali, Liyer mematok tarif Rp 250 ribuUntuk pasien lokal, dia tidak memungut tarifPasien cukup menyiapkan sesaji untuk berdoa

Dalam sehari, Latra mengaku membantu ayahnya melayani 20–30 pasienBaik warga setempat, tamu domestik dari beberapa kota di Indonesia, maupun tamu asing dari berbagai negara’’Yang paling banyak ke sini justru tamu asingTerutama dari AS, Jepang, Australia, Jerman, Belanda, dan Rusia,’’ tutur Latra

Bahkan, tidak sedikit turis mancanegara yang sengaja menelusuri jejak para tokoh dalam EPL hingga sampai di rumah LiyerMereka berombongan ikut paket tur khusus untuk mengunjungi lokasi syuting film itu’’Banyak juga yang datang tidak untuk berobat atau diramal, tapi sekadar melihat-lihat, ingin tahu rumah yang pernah dijadikan tempat syuting film EPL,’’ ungkapnya(*/c5/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak-Anak Korban Permainan Pistol-pistolan di Padang (1)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler