jpnn.com, JAKARTA - Mantan Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Didi Suprijadi meminta pemerintah memberikan afirmasi penuh kepada honorer K2 dalam seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Dia mendesak agar pemerintah cukup memberlakukan tes wawancara terhadap para guru honorer K2 yang mengikuti seleksi PPPK 2021.
BACA JUGA: DPR Desak Mas Nadiem Terbitkan Surat Kepastian Sisa Formasi 1 Juta PPPK untuk Honorer
"Pemerintah diskriminatif terhadap guru honorer K2 dalam mengikuti seleksi PPPK 2021, khususnya pemberian tambahan nilai kompetensi teknis 100 persen bagi lulusan pendidikan profesi guru (PPG) yang belum menjadi guru," kata Didi kepada JPNN.com, Jumat (18/6).
Pembina Forum Pendidik Tenaga Honorer dan Swasta Indonesia (FPTHSI) itu menyarankan agar penambahan nilai kompetensi teknis bukan hanya kepada yang baru lulus PPG tetapi juga guru honorer K2 yang berpengalaman belasan hingga puluhan tahun.
BACA JUGA: Korupsi Dana Desa di Kepri, Ada yang Dipakai untuk Beli Mobil Pribadi
FPTHSI menilai guru honorer K2 juga sangat layak diberikan afirmasi pada kompetensi manajerial dan sosio-kultural dalam seleksi PPPK 2021.
"Khusus untuk wawancara guru honorer K2 wajib mengikutinya. Jadi, mereka tidak perlu diuji kompetensi teknis, manajerial, dan sosio-kultural," ucap Didi.
BACA JUGA: Peserta Menduga Ada Kejanggalan dalam Tes Bintara Polri
Dia mengatakan perlakuan berbeda antara guru honorer K2 dengan peserta lulusan PPG, membuat kehebohan tersendiri di kalangan honorer.
Sebab, guru honorer K2 yang sudah berpengalaman puluhan tahun mengajar hanya diberikan tambahan nilai 10 persen dari nilai maksimal dalam uji kompetensi teknis.
Sementara bagi peserta ujian dari lulusan PPG yang belum mengajar diberikan tambahan nilai 100 persen.
"Kompetensi teknis bagi guru adalah kompetensi utama dan memerlukan pengalaman menjadi guru yang panjang. Bukan kompetensi yang hanya sekadar teori," katanya menegaskan.
Diketahui, program pemerintah untuk merekrut calon ASN melalui jalur PPPK guru melalui beberapa seleksi. Di samping seleksi administrasi ada juga seleksi uji kompetensi dan wawancara.
Seleksi uji kompetensi terdiri dari kompetensi teknis, sosio-kultural dan manajerial. (esy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad