jpnn.com, JAKARTA - Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Moeldoko menilai pernyataan Gatot Nurmantyo soal adanya ancaman kebangkitan PKI di Indonesia, terlalu berlebihan.
Sebagai panglima TNI sebelum Gatot, Moeldoko melihat ada nuansa politis karena mengangkat isu kebangkitan komunis dengan kesan mencekam.
"Saya sebagai pemimpin yang dilahirkan dari akar rumput bisa memahami peristiwa demi peristiwa. Mengevaluasi peristiwa demi peristiwa. Tidak mungkin (PKI) datang secara tiba-tiba," kata Moeldoko saat diwawancarai, Kamis (1/10).
Menurut dia, setiap pergerakan yang muncul dan terbentuk pasti memiliki rangkaian yang berkaitan sebelumnya.
BACA JUGA: Jenderal Gatot Nurmantyo Mengumumkan Muklumat KAMI, Simak Alasan ke-6
"Jadi jangan berlebihan sehingga menakutkan orang lain," kata Moeldoko.
Moeldoko menilai sangat besar kemungkinan isu PKI menjadi komoditas untuk kepentingan tertentu.
Hal itu dilihat bagaimana cara kelompok atau personal membangun isu tersebut.
"Ada dua pendekatan dalam membangun kewaspadaan. Kewaspadaan yang dibangun untuk menenteramkan dan kewaspadaan yang menakutkan," jelas Kepala Staf Kantor Staf Presiden itu.
Apabila kewaspadaan itu dibangun secara tenteram, maka tidak akan menimbulkan kecemasan di tengah masyarakat.
BACA JUGA: Komentari Gatot Nurmantyo, Moeldoko Pakai Kata Subjektif dan Perasaan
"Tetapi kalau kewaspadaan itu dibangun untuk menakutkan, pasti ada maksud-maksud tertentu. Nah, Itu pilihan-pilihan dari seorang pemimpin," jelas Moeldoko.
Moeldoko sendiri saat menjadi panglima TNI atau setelah menjabat di eksekutif memilih kewaspadaan untuk menenteramkan.
Terlebih, lanjut Moeldoko, saat ini negara tengah menghadapi pandemi COVID-19 sehingga membutuhkan solidaritas bersama.
"Di masa pandemi, membangun kewaspadaan yang menenteramkan adalah sesuatu pilihan yang bijak," jelas Moeldoko. (tan/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA JUGA: Jenderal Idham Azis: Tidak Perlu Menunggu Ayam Berkokok, Saya Suruh Copot Itu
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga