Mantan bos Angkatan Perbatasan Australia membeberkan dugaan perdagangan narkoba, prostitusi, dan sarana yang kotor di fasilitas imigrasi Australia di Nauru.
Roman Queadvlieg, yang dipecat awal tahun ini, menulis laporan tentang kondisi yang dihadapi hampir 1.000 pencari suaka dan pengungsi yang ditahan di pulau Pasifik atas nama Pemerintah Australia.
BACA JUGA: Mencicipi Pie Isi Daging Unta yang Terkenal di Queensland, Australia
Roman Queadvlieg menggambarkan satu desa pengungsi sebagai kawasan yang "mengingatkan orang pada daerah-daerah kumuh di dunia" dan mengatakan rumah sakit di pulau itu dalam kondisi "bobrok".
"Sebagian atapnya telah roboh dan lembaran-lembaran asbes sangat mencolok tidak teratur lagi susunannya," tulisnya tentang rumah sakit.
BACA JUGA: Julie Bishop Kecam Perilaku Buruk Politisi Australia
"Bangunan Itu tampak bobrok dan reyot, dengan halaman yang juga tampak ditelantarkan."
Roman Queadvlieg mengatakan dia mengunjungi fasilitas medis itu segera setelah seorang pengungsi "berusaha untuk melakukan bunuh diri ".
BACA JUGA: Apakah Kita Telah Merusak Tujuan Wisata Demi Sebuah Foto di Instagram?
Dalam refleksinya sepanjang 3.800 kata di Nauru, ia menggambarkan "erangan keras " dari wanita yang berasal dari bangsal bedah ".
"Saya menghitung bahwa erangan itu berlangsung setidaknya 15 menit sejak saya melihatnya diangkut oleh ambulans dan saya bertanya-tanya mengapa morfin atau obat sejenisnya belum juga diberikan untuk meringankan rasa sakitnya," tulisnya.
Mantan pegawai negeri senior itu mengatakan luka bakar yang dideritanya terutama berada di bagian kakinya dan tidak mengancam jiwa".
Roman Quaedvlieg mengunjungi negara kecil itu pada tahun 2015, sebelum renovasi di rumah sakit itu rampung dilakukan.
Tahun berikutnya, menteri imigrasi ketika itu Peter Dutton mengatakan kepada News Corp bahwa sayap baru dari rumah sakit itu kondisinya pasti jauh lebih baik daripada beberapa [rumah sakit] yang pernah saya lihat di kawasan Australia".
ABC sebelumnya telah melaporkan tentang bahaya asbes di Nauru, termasuk di bagian sayap rumah sakit bersalin itu.
Roman Queadvlieg dipecat oleh Gubernur Jenderal pada bulan Maret tahun ini setelah Pemerintah mendapati dia membantu pacarnya mendapatkan pekerjaan di dalam organisasi yang dipimpinya.Narkoba, prostitusi, dan provokasi
Mantan kepala Angkatan Perbatasan Australia itu juga menggambarkan kunjungannya ke sebuah desa yang didirikan untuk mereka yang diberikan status pengungsi, yang dikenal sebagai Fly Camp.
Dia merinci percakapan yang dia lakukan dengan seorang warga Nauru yang dipekerjakan oleh kontraktor pusat penahanan Australia.
"Saya bertanya kepadanya tentang narkoba di dalam kamp dan dia bertanya apa yang saya inginkan dan berapa banyak," kata Quaedvlieg.
"Saya bertanya kepadanya tentang ketersediaan alkohol di kamp dan dia mengatakan kepada saya itu tergantung pada keandalan pengiriman barang selundupan, tetapi dia menunjukkan saya sebuah daerah di lereng di tepi kamp di mana ribuan botol dan kaleng terbuang.
"Saya bertanya kepadanya tentang prostitusi dan dia menunjuk tiga gadis remaja Nauru yang sedang duduk di sisi lain jalan menunggu saya pergi.
"Saya bertanya kepadanya tentang serangan di kamp oleh penduduk setempat dan dia tersenyum kecut sambil menceritakan pada saya tentang provokasi yang terjadi." Photo: Pencari suaka harus tinggal di tenda-tenda di Nauru di masa lalu. (Supplied: Department of Immigration and Citizenship)
Roman Queadvlieg mengatakan desa-desa pengungsi lainnya, yang terletak di luar pusat penahanan, kondisinya cukup "modern" dan "harmonis", tetapi ia mengaku cukup terkejut melihat kondisi di Fly Camp yang kotor.
"Ke mana pun saya berjalan saya didekati oleh warga yang mengeluh tentang kuantitas dan kualitas makanan, kurangnya AC, tidak adanya kesempatan kerja, dan ketakutan tentang keamanan minimal terhadap serangan di kamp, ??dan warganya, oleh geng lokal. . "
Roman Quaedvlieg, mantan komisioner Polis ACT, menyamakan kamp tahanan pengungsi Nauru dengan penjara yang pernah dia kunjungi.
"Di mana-mana di sekitar saya, saya mencatat tanda-tanda yang mengkhawatirkan dari kejenuhan dari warga yang dipenjarakan," tulisnya.
Dia juga menggambarkan pertemuannya dengan Presiden Nauru Baron Waqa.
"Saya [terus menerus] berpura-pura menghormati seorang Kepala Negara yang negaranya memiliki populasi yang lebih rendah daripada jumlah petugas di departemen saya," tulis Quaedvlieg.
"Interaksi saya dengannya hanya sekedarnya, dia terus menampilkan kesan hormat dan kedaulatan kepada perwakilan senior dari negara pelindung."
Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan, seperti yang diketahui tahun lalu, mempekerjakan hampir 14.000 staf.
Pemerintah AS memperkirakan penduduk lokal Nauru sekitar 11.500 orang.
Dalam pernyataannya ke publik tentang masalah terpisah, Menteri Dalam Negeri Peter Dutton mengatakan: "Roman Quaedvlieg kecewa karena kehilangan pekerjaannya."
"Faktanya adalah Roman Quaedvlieg telah berada di bawah tekanan besar sejak dimulainya penyelidikan oleh Komisi Penegakan Integritas Hukum Australia yang mengakibatkan pemberhentiannya dari jabatan sebagai Komandan Angkatan Darat Australia atas tindakan pelanggaran," kata Dutton.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Pekerja Bangunan China Mogok di Tasmania Karena Gaji Belum Dibayar