Mantan Sekretaris Sebut Nunun Tak Pernah Lupa

Selasa, 03 Mei 2011 – 01:51 WIB

JAKARTA - Mantan sekretaris Nunun Nurbaeti di PT Wahana Eka Sembada, Sumarni, menegaskan bahwa mantan bosnya itu tidak pernah lupa soal urusan kantorBahkan saat santer-santernya kabar bahwa Nunun menderita sakit lupa berat, istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu tak lupa dengan Sumarni.

Sumarni dihadirkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Senin (2/5), sebagai saksi atas bagi Agus Condro, Max Moein, Rusman Lumbantoruan, Poltak Sitorus dan Williem Tutuarima yang didakwa menerima travellers cheque pada pemilihan Deputi Gubernur Senior BI di Komisi IX DPR periode 1999-2004.

Pada persidangan itu, Sumarni mengaku mendampingi Nunun selama 14 tahun sejak 1992 hingga 2006

BACA JUGA: BKN Minta Pengisian Jabatan Eselon Berdasar Seleksi

Sumarni di hadapan majelis hakim yang diketuai Suhartoyo, mengatakan bahwa Nunun ada di Singapura untuk menjalani pengobatan
Namun saat ditanya soal sakit yang diderita Nunun, Sumarni mengaku kurang tahu.

Anggota majelis hakim, Masrudin Nainggolan sempat menanyakan keseharian Nunun di kantor Wahana Eka Sembada

BACA JUGA: Mendagri Tunggu Laporan Kepala Daerah

"Selama mendampingi Bu Nunun, keadaannya sehat?" tanya Masrudin.

"Kadang-kadang sehat dan kadang-kadang sakit
Pernah berobat ke ahli syaraf," ucap Sumarni

BACA JUGA: Golkar Yakin Mampu Bina Anak Panji Gumilang

"Setahu saya migraine, vertigo," sambungnya.

Masrudin pun mencecar dengan pertanyaan susulan"Pernah Bu Nunun lupa kalau soal tanda tangan" Misalnya sudah tanda tangan minta tanda tangan lagi?" cecar Masrudin yang ditimpali dengan jawaban singkat Sumarni; "tidak pernah."

Bagaimana dengan kabar bahwa Nunun sakit jiwa? Sumarni menegaskan bahwa bosnya itu tidaklah sakit jiwa"Bukan gila, tapi alzeimerusianya (Nunun) sudah 61 tahun," lanjut Sumarni.

Sedangkan ditanya soal pertemuan dengan Nunun yang terakhir kalinya, Sumarni mengaku bertemu dengan istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu pada Mei 2010 di SingapuraPertemuan itu di apartemen Nunun yang terletak di Scotts Condo, Orchad Road, Singapura"Untuk nganterin obat dari dokter Andereas (dokter pribadi Nunun)Ada tiga bungkusan isinya tablet dan kapsul," tandasnya.

Pengakuan Sumarni itu pun mengusik majelis"Apakah saat bertemu Bu Nunun langsung menyapa?" tanya salah satu anggota majelis"IyaIbu (Nunun) kalau manggil saya Marni," tuturnya.
 
Menurut Sumarni, pertemuan dengan Nunun juga berlangsung singkatDiakuinya, Nunun yang selama tinggal di Singapura didampingi seorang asisten juga tidak terlihat seperti orang linglung.

Pengakuan Nunun mengundang pertanyaan dari penasehat hukum Poltak Sitorus, C Suhadi"Mengapa tidak lapor KPK?" tanya SuhadiPasalnya, Nunun sudah masuk daftar cekal KPK pada Maret 2010.

Namun atas pertanyaan itu, Sumarni hanya memberi jawaban pendek yang membuat penasehat hukum geleng kepala"Karena saya tidak diminta lapor," ucap Sumarni.

Pada persidangan tersebut, sejumlah saksi lain juga dihadirkanDi antaranya politisi PDIP Dudhie Makmun Murod, Sekjen DPR RI Nining Indra Saleh, dan pegawai Bank International Indonesia Krisna Pribadi.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Hanya Sumbang Buku ke Al Zaytun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler