jpnn.com, BANDARLAMPUNG - Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengomentari kasus dugaan pembubaran ibadah Natal di Tulang Bawang, Lampung, beberapa hari lalu.
Menurut Ken, kasus tersebut ibarat puncak gunung es yang terlihat, sementara di bawahnya masih terdapat banyak kasus intoleransi yang dibiarkan terjadi di Lampung.
BACA JUGA: Gus Yaqut Kecewa Ini Masih Terjadi di Tengah Perayaan Natal 2021
"Jangankan yang beda agama, masyarakat yang seagama juga sering terjadi konflik hanya karena fanatisme beragama dan berbeda pemahaman."
"Seperti saling membidahkan dan saling mengkafirkan masih banyak di Lampung," ujar Ken dalam keterangannya, Kamis (30/12).
BACA JUGA: Densus 88 Tangkap Oknum Anggota MUI Pusat, Pernyataan Mantan Teroris Menohok
Menurut mantan teroris ini, kadang ujaran kebencian, hujatan dan caci maki, malah disampaikan di tempat ibadah oleh pemuka agama.
Untuk itu, Ken berharap aparat dapat lebih aktif menindaklanjuti permasalahan yang mengemuka.
BACA JUGA: Harga Bahan Pokok Naik, Kemenko Perekonomian Gelar Operasi Pasar
Dia juga berharap Kantor Urusan Agama (KUA) juga hadir menjadi mediator ketika terjadi permasalahan antaragama di masyarakat.
"KUA jangan hanya menjadi pencatatan akad nikah saja," katanya.
Menurut Ken, Kantor Urusan Agama merupakan bagian dari struktur Kementerian Agama.
KUA bertugas menyelenggarakan di bidang keagamaan termasuk penyelesaian konflik antaragama di masyarakat.
"Saya kira di setiap desa atau kelurahan itu ada yang namanya penyuluh agama dari KUA, tetapi sampai saat ini keberadaan mereka masih banyak masyarakat yang belum merasakan, terutama bila terjadi konflik antaragama di masyakarat," pungkas Ken.(gir/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang