Marhaen: Angka Anak Putus Sekolah di Tangsel Tinggi karena...

Jumat, 25 September 2015 – 19:20 WIB
Siswa. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA--‎Anak putus sekolah karena di suruh orang tuanya bertani dan menikah, tidak hanya terjadi di wilayah perdesaan. Di daerah perkotaan seperti Tangerang Selatan juga terjadi.

Menurut Kepsek SMPN 7 Tangsel Marhaen Nusantara, pada 2007/2008, angka anak putus sekolah di wilayah Tangsel cukup tinggi. Yang laki-laki diminta berhenti sekolah karena disuruh orang tuanya mencangkul sawah. Anak perempuan dinikahkan agar ada yang bantu ke sawah.

BACA JUGA: Waduh.. Waduh.. Pemerintah Pangkas Anggaran Ristek-Dikti

"Saya tidak menyangka, Tangsel yang wilayahnya berkembang masih berpikiran sekolah tidak penting. Namun seiring dengan perkembangan Tansel yang semakin pesat, anak-anak putus sekolah mulai berkurang. Apalagi di Tangsel, setiap anak mendapatkan dana BOS 100 ribu rupiah," beber ‎Marhaen yang sudah delapan tahun menjadi Kepsek SMPN 7 Tangsel.

Dia menambahkan, SMPN 7 Tangsel menjadi salah satu sekolah favorit orangtua murid. Itu sebabnya, untuk menjaring siswa berkualifikasi baik, pihaknya menerapkan pendaftaran online. (esy/jpnn)

BACA JUGA: FHI Tuding Pejabat Kemdikbud Tak Paham Masalah Guru Honorer

 

BACA JUGA: Program Wajib Belajar 12 Tahun Tak Maksimal, Ini Penyebabnya

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mau Tingkatkan Mutu Pendidikan atau Tampung Tenaga Kerja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler