jpnn.com - PERTEMPURAN tak seimbang mulai berkecamuk. Dengan peralatan tempur yang lebih canggih, Sekutu terus menerus memborbardir kota Surabaya.
Serangan bom yang dijatuhkan pesawat dari udara, silih berganti berganti dengan serangan torpedo yang dilesatkan kapal-kapalnya dari laut.
BACA JUGA: Surabaya Diamuk Sekutu Ketika Pemuda Kita Sedang Berkongres Di Yogyakarta
Bung Tomo, melalui Radio Pemberontakan, pada 10 November 1945, mengumumkan: Rakyat Surabaya membutuhkan tenaga sukarela yang mengerti cara menggunakan meriam.
Demi mendengar siaran Bung Tomo, markas tertinggi TKR di Yogyakarta, "mengirim pimpinan Militer Akademi Yogya serta calon kadet Militer Akademi untuk memenuhi panggilan tersebut," buku Pertempuran Surabaya.
BACA JUGA: 10 November, Hari Balas Dendam Sekutu
Sebanyak 23 orang dikirim ke Surabaya pada 11 November.
"Rombongan berangkat dari Lempuyangan," kenang Sukardjono dalam Ikhtisar Ikut Cadet MA Yogya dalam Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
BACA JUGA: Arek Suroboyo Memang Penyelundup Nomor Wahid (3/habis)
Melalui siaran radionya, Bung Tomo juga menyerukan kepada para pemuda untu berjibaku mempertahankan kota Surabaya. Dipanggilnya pemuda di Jawa Timur dan Madura untuk ikut membantu mempertahankan Surabaya. (wow/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... WOW! Penyiar Radio Pemberontakan Di Surabaya Diburu Belanda, Hadiahnya...(2)
Redaktur : Tim Redaksi