jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo berbicara mengenai kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AU ke depan.
Hal tersebut dia sampaikan untuk menanggapi pemberitaan beberapa waktu terakhir mengenai perkembangan alutsista yang akan dimiliki oleh TNI AU.
BACA JUGA: Marsekal TNI Fadjar: Mereka Kami Siapkan Menghadapi Semua Itu
Marsekal Fadjar mengatakan pihaknya akan membangun AU yang memperhatikan perkembangan di lingkungan strategis (lingstra), seperti Laut China Selatan, ancaman keamanan, anggaran pemerintah, dan mempertimbangkan kebutuhan dalam pengamanan Ibu Kota Negara Nusantara.
"Kita ke depan akan memiliki ibu kota negara (yang baru), bagaimana TNI AU harus siap melindungi ibu kota negara? Seperti apa dan alutsista apa yang kita butuhkan?” Fadjar saat memberikan sambutan dalam Kasau Awards 2022 di Gedung Puri Ardhya Garini Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/6).
BACA JUGA: TNI AU Mengizinkan Pesawat Asing DA62 Melanjutkan Penerbangan
“Ke depan memang ada rencana strategis, ada dinamika oleh Bapak Menteri Pertahanan (Prabowo Subianto, red) di dalam pemilihan-pemilihan alutsista yang tepat. Tentunya dapat disesuaikan dengan ancaman, lingstra, dan kemampuan anggaran pemerintah," lanjutnya.
Marsekal Fadjar Prasetyo dalam kesempatan itu juga menyebutkan sejumlah alutsista yang dibutuhkan TNI AU ke depan. Mulai dari pesawat peringatan dini hingga tempur, dan lainnya.
BACA JUGA: Marsekal Fadjar Mengingatkan Soal Ancaman Perang Generasi Kelima
“Seperti pesawat peringatan dini atau juga pesawat-pesawat command control, pesawat tempur yang akhir-akhir ini dibicarakan, ya sebutkan di sini Rafale dan F-15 EX, atau yang nanti ke depan bisa jadi F-15 IDN, pesawat angkut, baik A400, C130 tipe J, pesawat helikopter, persenjataan lain UAV, dan lain sebagainya," papar Fadjar.
Dia memastikan TNI AU mempelajari, mencermati, dan berhati-hati mengenai hal-hal yang berkenaan dengan persiapan pembelian alutsista. Sebab, alutsista itu akan digunakan untuk jangka waktu yang panjang.
"Kami betul-betul mempelajari, menyiapkan dengan hati-hati, dan cermat karena hitungannya adalah pembelian alutsista tidak digunakan dalam tiga sampai lima tahun, tetapi sampai 40 tahun. Tentunya, ini harus membutuhkan perencanaan yang cermat dari generasi ke generasi dan dilanjutkan," katanya.
Selain itu, lanjut Fadjar, pembelian alutsista dari TNI AU mengikuti arahan dari kebijakan-kebijakan para pihak yang memiliki kewenangan atas hal tersebut. "Tentunya, itu semuanya kita mengikuti arahan dari kebijakan atau kebijakan yang di atas," kata dia.
Untuk mengoptimalkan persiapan pembelian alutsista dan pengamanan negeri ini, ia pun menyampaikan bahwa TNI AU membutuhkan masukan masukan dari para pecinta kedirgantaraan. "Sekali lagi, saya membuka pintu untuk saran masuk dari seluruh rekan-rekan yang ada," ujar Marsekal Fadjar Prasetyo. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi