Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, dr H Eko Subianto BSc saat dikonfirmasi Radar Banjarmasin (JPNN Grup), Kamis (27/10) mengatakan kasus ini muncul 11 Oktober 2011 lalu. Satu orang siswa MI Darul Ma’Rifah Sekumpul Martapura katanya sempat dilarikan ke RSUD Ulin Banjarmasin. Sedangkan dua siswa lainnya teridentifikasi carier.
Didampingi Surveilans, Nurjanah SKM MKes, Eko menyatakan saat muncul kasus ini pekan lalu pihaknya langsung melakukan serangkaian penanganan mulai surveillans mapping, pemeriksaan specimen kontak, melakukan identifikasi, kultur specimen, pengobatan dan evaluasi.
Sayang Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Banjar ini enggan menyebutkan identitas anak yang menderita penyakit difteri. "Intinya semua system sudah kita jalankan. Kejadiannya memang KLB, namun hanya satu kasus, dua lainnya carier berdasakan hasil uji laboratorium dari 15 sampel yang kita teliti," ungkapnya.
Kendati demikian, satu orang siswa yang sempat dirawat di rumah sakit saat ini sudah sembuh. Sementara dua siswa lainnya sempat diisolasi meski tak sempat dirawat di rumah sakit.
"Dua siswa ini kan hanya carier, anak ini tidak merasakan sakit tapi kita obati langsung dan diisolasi. Ketiga ini masih kita pantau dan evaluasi sampai minggu depan," katanya.
Senin lalu pihaknya juga langsung melakukan imunisasi disekolah tempat munculnya kasus ini.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, kasus ini pernah muncul pada 2003di Kecamatan Aluh-Aluh. Satu orang positif terjangkit penyakit difteri. Kasus serupa kemudian kembali muncul pada 2005. Dari satu kasus yang muncul saat itu di Jl Pendidikan Martapura. Pada tahun tersebut juga mencatat satu orang meninggal.
Difteri ialah penyakit yang mengerikan telah menyebabkan ribuan kematian, dan masih mewabah di daerah-daerah dunia yang belum berkembangOrang yang selamat dari penyakit ini menderita kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal
BACA JUGA: Pasien Sakit Jiwa Melonjak
Anak-anak yang berumur satu sampai sepuluh tahun sangat peka terhadap penyakit ini.Kuman difteri disebarkan oleh menghirup cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, dari jari-jari atau handuk yang terkontaminasi, dan dari susu yang terkontaminasi penderita.
Menurut Eko, gejala klinis bagi anak yang menderita difteri di antaranya adalah suhu tubuh tinggi, suara serak, sulit bernafas
Menariknya, pihaknya mengaku tak ada anggaran untuk penanganan kasus ini. "Ini inisiatif kita untuk mencegah mewabahnya penyakit difteri. Tapi kita akan usulkan ini ke provinsi rapat siang nanti (kemarin,red) kebetulan ada rapat tentang penanganan KLB difteri ini di Banjarmasin," pungkasnya.(bem)
BACA JUGA: Balita Gizi Buruk Meningkat
BACA JUGA: Gangguan Pernapasan Dominasi Pasien Puskesmas
BACA ARTIKEL LAINNYA... 52 Pria Batam Ikut KB Vasektomi
Redaktur : Tim Redaksi