Mas Ahok, Ideologi PDI Perjuangan itu…

Kamis, 22 September 2016 – 13:45 WIB
Sampul buku Pantjasila--Dasar Filsafat Negara. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

jpnn.com - PDI Perjuangan baru saja mengumumkan dukungannya pada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk berlaga di Pilgub DKI Jakarta mendatang.

Partai yang diampuh Megawati Soekarnoputri ini digadang-gadang berideologi Pancasila 1 Juni—Pancasilanya Bung Karno.

BACA JUGA: Bung Hatta Punya Rencana, Soeharto yang…

Nah, Mas Ahok…Bung Karno pernah lho turun tangan langsung memberikan kursus Pancasila. Begini ceritanya…

Tak lama usai pemilu pertama 1955, Liga Pantjasila meminta Presiden Soekarno memberikan kuliah umum tentang Pancasila. 

BACA JUGA: Sarinah, Hikayat Departement Store Pertama di Indonesia

“Saya diminta untuk memberi kursus mengenai Pancasila,” kata Bung Karno saat kuliah perdana di Istana Negara, Jakarta. 

“Dan,” sambung Si Bung, “kursus tak dapat selesai dalam satu uraian. Karena itu akan diadakan kursus Pancasila ini beberapa kali.” 

BACA JUGA: Inilah Sajak Perang Oom Prabowo Subianto

Kursus Pancasila diadakan sebanyak enam kali. Lima kali di Istana Negara, Jakarta dan sekali--sebagai penutup--di Siti Hinggil, Jogjakarta pada 21 Februari 1958. 

Kursus penutup di Jogjakarta melibatkan Senat Universitas Gajah Mada. 

“Sepanjang pengetahuan saya,” kata Sekretaris Jendral Komite Pusat Liga Pantjasila, Imam Pratignjo, 24 Agustus 1960, “belum pernah Bung Karno mengupas Pancasila selengkap seperti yang diamanatkan dalam kursus tersebut.” 

Maka, kumpulan materi lengkap kuliah umum Bung Karno itu pun dibukukan dengan judul PANTJASILADasar Filsafat Negara.

Dalam kata pengantarnya untuk buku itu, Imam Pratigno mengabarkan bahwa kursus tersebut dengan jelas mengupas dasar dan watak revolusi Indonesia yang membedakan diri dengan revolusi-revolusi di lain negara. 

Dikupas juga apa sebab Pancasila menjadi keharusan yang obyektif untuk dijadikan dasar negara. Baik dasar statis maupun dasar dinamis.

“Sehingga merupakan dasar filsafat negara yang benar-benar hidup di dalam kalbunya bangsa Indonesia, karena sesuai dengan alam kejiwaan bangsa itu sendiri,” tulisnya.

Sayang…buku yang diterbitkan pertamakali oleh Jajasan Empu Tantular, Djakarta pada 1960 tersebut tak ada lagi di pasaran. 

Padahal, mengulang ungkapan Sekretaris Jendral Komite Pusat Liga Pantjasila, Imam Pratignjo, “sepanjang pengetahuan saya, belum pernah Bung Karno mengupas Pancasila selengkap seperti yang diamanatkan dalam kursus tersebut.” 

Keberadaan buku itu senyap seiring desoekarnoisasi ala Orde Baru, tempo hari. Nah, andai Mas Ahok mau, barangkali masih ada di pasar loak. Semoga beruntung… (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepala Intel Inilah yang Antar Tan Malaka Jemput Naskah Madilog


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler