jpnn.com, SURAKARTA - Proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Nusukan Barat 113 Surakarta terus berlajut pascaditemukan dugaan pelanggaran protokol kesehatan (prokes) yang dilakukan guru dan murid di sekolah tersebut, Selasa (9/11) kemarin.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surakarta Etty Retnowati, sesaat setelah menghadiri rangkaian peringatan Hari Pahlawan 2021 di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bhakti-Jurug Surakarta, Rabu (10/11) pagi.
BACA JUGA: Mas Gibran Kecewa, Meninggalkan Mobil Dinas di SDN Nusukan Barat 113
Dia mengatakan pada guru dan siswa di SDN Nusukan Barat 113 sudah menjalani swab test.
"Sudah di-swab dan hasilnya semua negatif. Tidak apa, ini mengingatkan kita (jajaran Disdik) saja untuk selalu disiplin prokes," ujar Etty kepada wartawan.
BACA JUGA: Saka Guru Masjid Agung Surakarta Dimakan Rayap, Takmir Menghadap Gibran, Ini Hasilnya
Dia berpesan pada petugas pengawas PTM agar selalu mengingatkan pentingnya penerapan prokes saat pelaksanaan PTM.
"Hari ini kebetulan saya gak ikut apel. Tadi Pak Sekdik saya pesan untuk memanggil Kepala Sekolah SD N Nusukan Barat 113," lanjutnya.
BACA JUGA: Pengumuman Penting dari Aziz Yanuar terkait Munarman, Ungkap 10 Nomor HP
Etty menuturkan, dirinya belum bertemu dengan Kepala Sekolah SD tersebut dikarenakan saat kejadian ia sedang memberikan pembinaan kepada para kepala sekolah SD-SMP lain terkait penerapan protokol kesehatan saat PTM.
Ditanya soal sanksi yang akan diberikan kepada pihak sekolah, Etty menegaskan sanksi disesuaikan dengan PP Nomor 94 tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS).
"Kemarin Kabid Guru dan Tenaga Pendidikan sudah bertemu dan sudah diingatkan. Kami harus tahu juga apakah sudah terjadi pelanggaran berkali-kali atau baru sekali," paparnya.
Terpisah, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka secara tegas menyatakan peringatan berupa teguran saja tidak cukup. Karena menurutnya, kejadian di SDN tersebut tergolong kesalahan fatal. Para guru harus ingat bahwa para siswa SD ini belum divaksin semuanya.
"Nek ngajar do ra nganggo (waktu mengajar tidak pakai, red) masker, terus kemarin pada bengok-bengok (teriak-teriak, red) pengin PTM. Begitu PTM dibuka do ra pengen ngango masker," tegas Mas Gibran.
Saat ditanya apakah ia sedang menyamar karena saat berkunjung tidak mengenakan baju dinas, Gibran menjawab, "nyamar piye? cetho-cetho nganggo (jelas-jelas pakai, red) mobilku og, wong mesti ngerti lah".
"Orang yang membukakan saya gerbang itu yo ra mudeng aku sopo (tidak tahu saya siapa). Buka gerbang gak pakai masker, saya masuk gurunya gak pakai masker. Nyamar? wong seng ra dikenal wae (orang yang tidak kenal saja," pungkasnya. (mcr21/jpnn)
Redaktur : Soetomo
Reporter : Romensy Augustino