Masih Ada yang Menolak Vaksinasi, Jumlahnya Puluhan Ribu Orang

Minggu, 12 Desember 2021 – 14:18 WIB
Para pengunjuk rasa berjas putih dan mengenakan topeng menghadiri demonstrasi melawan tindakan pencegahan virus corona (COVID-19) dan konsekuensi ekonomi mereka di Wina, Austria, Sabtu (16/1/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Lisi Niesner/WSJ/sa.

jpnn.com, WINA - Program vaksinasi sudah dilakukan hampir seluruh negara di dunia.

Namun, tetap saja masih ada warga negara di masing-masing negara yang menolak untuk melakukannya.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Bakal Terbitkan Aturan Bagi Pelaku Perjalanan yang Belum Vaksinasi Penuh?

Antara lain seperti yang diperlihatkan puluhan ribu orang di Wina, Austria, Sabtu (11/12) waktu setempat.

Mereka berkumpul menolak pembatasan pencegahan COVID-19 di Austria, termasuk vaksinasi wajib dan perintah di rumah saja bagi orang-orang yang enggan untuk vaksin.

BACA JUGA: Pemangku Kepentingan Harus Bertindak, Keprihatinan ini Penting Segera Diakhiri

Sekitar 1.400 polisi mengawal pemrotes yang diperkirakan dihadiri oleh 44.000 pengunjuk rasa. Aksi serupa terjadi di ibu kota Austria pekan lalu.

Polisi menyebutkan tiga orang ditangkap karena menggunakan kembang api dan mengabaikan protokol kesehatan dengan tidak memakai masker.

BACA JUGA: Urus Surat Keterangan Miskin Bayar Rp 15 Ribu, Pungli Lain Ada yang Rp 1,5 Juta

Wartawan yang meliput aksi tersebut, yang dimulai di alun-alun Heldenplatz, diserang dengan bola salju dan es.

"Satu wartawan menjadi korban penyerangan", kata polisi.

Pemimpin Partai Kebebasan Austria sayap kanan Herbert Kickl, yang mengkritik penanganan pandemi oleh pemerintah, melakukan orasi.

Dia mengatakan masyarakat tidak menyadari mereka sedang didepak oleh pemerintah.

Menurut dia, protes akan terus berlanjut.

Secara terpisah, massa dari sekitar 2.500 pengunjuk rasa juga menentang pembatasan COVID di Klagenfurt dan 150 orang berdemonstrasi di Linz.

Austria menjadi negara pertama di Eropa Barat yang melanjutkan penguncian COVID-19.

Otoritas akan mewajibkan vaksinasi COVID-19 mulai Februari mendatang.

Massa di Wina yang membawa spanduk bertuliskan 'tidak untuk vaksinasi wajib' dan 'lepaskan anak-anak kami' meneriakkan 'Kami adalah rakyat' dan 'perlawanan'.

Negara berpenduduk 8,9 juta orang itu melaporkan 1,2 juta kasus dan 13.000 lebih kematian COVID-19 sejak pandemi melanda awal tahun lalu.(Antara/Reuters/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler