Masih Belum Lega, Setelah Bertemu SBY

Rabu, 19 Januari 2011 – 06:55 WIB

JAKARTA - Pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan para tokoh lintas agama belum sepenuhnya melegakan semua pihakSelain respon presiden yang dianggap masih terlalu normatif dan belum menyentuh akar persoalan, digelarnya pertemuan secara tertutup juga menimbulkan rasa kecewa.

Ketua Umum PP Muhammadiyah mengatakan dirinya sempat meminta pertemuan itu digelar terbuka

BACA JUGA: Gayus Ingin Jadi Warga Guyana

Dia ingin seluruh rakyat mengikutinya secara langsung melalui siaran media massa
Khususnya, televisi dan radio

BACA JUGA: Kerawanan Pangan Picu Kerawanan Sosial

Menurut Din, tidak ada yang salah dengan usulnya itu, terlebih di tengah era transparansi dan demokrasi sekarang ini
"Sayangnya itu tidak menjadi kenyataan

BACA JUGA: Mantan Ketua DPRD Simalungun Diperiksa KPK 9 Jam

Saya menilai ada ketidakadilan, Pak Presiden berbicara diliput langsung media massaTapi pas tokoh agama, pers tidak boleh di ruanganTapi itu tidak masalah karena hak tuan rumah," kata Din di Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, kemarin (18/1).

Saat menyampaikan penjelasan kepada wartawan, Din didampingi Romo Benny Susetyo dari Konferensi Wali Gereja (KWI)Romo Benny yang dikenal kritis ini hanya diam saat Din memberi penjelasanIni bisa dimaklumi, karena Romo Benny tidak datang dalam pertemuan di istana negara ituDin melanjutkan, materi dialog juga belum menyentuh hal-hal yang substantifMenurut dia, ini akibat dari banyaknya peserta yang menghadiri pertemuan tersebut"Dialog yang kami harapkan bisa substantif mendalamTapi, itu sulit menjadi kenyataan, karena audiennya jauh lebih banyak," sesal Din.

Setelah Presiden SBY menyatakan dapat menerima tokoh lintas agama, Din sebenarnya mengajukan 12 nama sajaDi antaranya, Syafii Maarif, Solahudin Wahid, Frans Magnis Suseno, dan Djohan EffendiMeski begitu, ujar Din, Sekretaris Kabinet ternyata mengundang lebih banyak tokoh lintas agama"Jumlahnya hampir seratus orang, sekitar dua barisTapi, saya tidak menghitung betul," katanya.

Din kembali menegaskan pertemuan itu terjadi atas undangan istanaSelain melalui surat undangan yang diedarkan Sekretaris Kabinet, sebagian tokoh agama juga menerima surat dari Sekjen Kementerian AgamaMeski begitu, Din membenarkan sebelumnya dia memang sempat mengirim pesan pendek kepada SBY.

"Hari kamis (13 Januari, Red), sekitar puku 18.15 soreSaya mengambil insiatif dan prakarsa itu terutama mengamati perkembangan yang terjadi setelah pertemuan lintas agama di gedung PP Dakwah Muhammadiyah yang menimbulkan prokontra," jelasnyaPada 10 Januari lalu, para tokoh lintas agama ini mencanangkan tahun tanpa kebohongan sebagai sindiran keras terhadap kinerja pemerintahan SBY.

Din menambahkan inisiatif untuk mengirim pesan pendek kepada SBY itu diambilnya untuk mengklarifikasi substansi dari pernyatan tokoh lintas agama"Oleh karena itu saya mengirim smsJumat menjelang tengah malam saya mendapat jawaban sms (balasan) yang agak panjang," kata DinIntinya, Presiden SBY dapat menerima tokoh lintas agama dalam sebuah pertemuan.

Menurut Din, saat berdialog, Presiden cenderung menerima semua pendapatKecuali istilah kebohongan publikTapi, respon itu justru ditunjukkan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi"Sudi Silalahi merasa tersinggungDia bilang kami tidak punya apa ?apa lagi kecuali kehormatan  yang kami jaga," kata Din menirukan ucapan Sudi Silalahi.

Lebih lanjut, Din mengklarifikasi sejumlah serangan balik yang mengarah kepada dirinyaDia menegaskan pernyataan tokoh lintas agama adalah pernyataan bersama"Saya tahu banyak yang mengalamatkan kepada saya, Din Syamsudin, malah dinyatakan semacam provokator di balik ituIni persepsi yang keliru," katanya.

Din mengaku mendukung aksi ini sebagai bentuk tanggung jawab terhadap bangsa dan negara"Organisasi keagamaan banyak yang lahir sebelum negara ini adaMakanya, kami ikut bertangungjawab terhadap masa depan negara ini," ujarnya.

Terkait substansi dialog sendiri, Din menyebut tokoh lintas agama masih merasa kecewa dengan respon Presiden terkait sejumlah persoalan hukumDiantaranya penuntasan kasus Gayus TambunanTokoh lintas agama berharap kasusnya dilimpahkan ke KPKTapi, Presiden bersikeras kasus ini sudah ditangani Polri dan Kejaksaan.

Respon presiden terkait pembuktian terbalik untuk mengungkap kasus korupsi dan penuntasan kasus century juga tidak begitu menggembirakanKhusus century, presiden sebenarnya berjanji untuk mengusut tuntasTapi, tokoh lintas agama terlanjur pesimistis"Kami tinggal melihat realisasinya sajaApakah tindakannya klop atau tidak dengan ucapannya," kata Din.

Sementara itu, Menkopolhukam Djoko Suyanto mengatakan, pertemuan Senin malam yang berlangsung lebih dari empat jam itu masih merupakan permulaanDua pihak, pemerintah dan tokoh-tokoh lintas agama, sepakat untuk melakukan pertemuan serupa di lain waktu"Akan ada pertemuan-pertemuan lebih lanjut, yang lebih substansial," kata Djoko.

Menurutnya, pertemuan lanjutan tersebut bisa jadi tidak dalam skala besar, misalnya dengan presiden dan wakil presidenNamun bisa langsung dengan kementerian-kementerian khusus jika terkait dengan substansi yang lebih khusus"Dalam substansi-substansi khusus, apabila ada yang perlu dikomunikasikan, sangat terbuka pemerintah untuk berdialog," tutur mantan Panglima TNI itu"Di mana titik temunya, di mana perbedaannya, mari kita sama-sama memperbaiki apa yang menjadi tugas kita bersama," sambungnya.

Djoko mengatakan, dialog-dialog seperti yang dialakukan lewat tengah malam itu sebagai bagian dari komunikasi antara pemerintah dengan elemen-elemen masyarakat"Dan itu sehat di dalam suasana demokrasi seperti ini," katanya.

Seperti diketahui, Senin (17/1), Presiden SBY menggelar pertemuan dengan tokoh-tokoh lintas agama di Istana NegaraPertemuan itu dimulai pukul 20.00 itu berakhir sekitar pukul 00.20Sayangnya pertemuan itu berlangsung tertutup bagi mediaWartawan hanya diperbolehkan meliput di awal acara saat SBY memberikan sambutan.

Setelah itu wartawan diminta untuk keluar dari Istana Negara dan SBY memberikan kesempatan pertama memberikan pendapat dari tokoh lintas agama kepada Din SyamsudinSelanjutnya beberapa tokoh agama bergantian memberikan pendapatnyaSelain presiden, pemerintah memberikan tanggapan melalui Wapres Boediono, tiga Menko, dan beberapa menteri, di antarnya Mensesneg Sudi Silalahi.

Wartawan baru boleh masuk lagi ke tempat acara setelah dialog usai dan Djoko menyampaikan hasil dialogDia didampingi oleh Menko Kesra Agung Laksono, Menko Perekonimian Hatta Rajasa, Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia MgrDSitomorang, Ketua Persekutuan Gereja Indonesia Andreas Yewangoe, dan Ketua MUI Ichwan Syam.

"Jadi suasana (dialog) sangat terbuka, suasana enakMasing-masing tidak ada resistensi untuk menyampaikan apapun yang ada di dalam pemikirannya," katanyaDjoko menuturkan, pandangan-pandangan kritis yang disampaikan para tokoh agama dalam pertemuan itu direspon dan dicatat oleh pemerintah"Dan itu menjadi perhatian kita semua," katanyaSebaliknya, pemerintah juga memberikan penjelasan-penjelasan atas pandangan dari tokoh agamaMenurut dia, ada persamaan dan perbedaan dalam melihat suatu permasalahan dan isu"Inilah bagusnya demokrasi," sambungnya(pri/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Dituding Akali UU Sistem Jaminan Sosial


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler