Masih Memburu Keterlibatan Pejabat Lapas Lainnya

Jumat, 11 Maret 2011 – 14:55 WIB
Direktor Narkotika Alami BNN Brigjen Pol Benny Mamoto (paling kiri) saat memimpin penggeledahan di LP Nusakambangan.Tampak Kepala LP, Marwan Adli (tengah) tak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa mengikuti keinginan Benny dan tim. Foto: Budi Siswanto/JPNN
Tim dari Badan Narkotika Nasional (BNN) yang dipimpin Direktur Narkotika Alami, Brigjen Pol Benny berhasil membongkar sindikat Narkoba yang dikendalikan dari LP NusakambanganDari hasil operasinya, Selasa (8/3) silam tim Benny Mamoto juga mencokok tiga pejabat Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Nusakambangan,  Kepala Lapas Marwan Adli, Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Iwan Syaefudin dan Kasi Pembinaan dan Pendidikan (Binadik) Fob Budhiyono.

Ketiganya kini ditahan karena diduga menjadi pelindung dan membiarkan aksi sindikat narkoba di dalam lapas

BACA JUGA: Napi Kendalikan Bisnis Narkoba dari Nusakambangan

Bahkan, kuat dugaan secara rutin ketiganya menerima imbalan berupa uang yang ditransfer ke rekening khusus atas nama orang lain


Dari hasil investigasi sementara BNN, ketiga pejabat Lapas Nusakambangan itu menggunakan rekening dengan nama orang lain, setiap kali menerima upeti dari para narapidan

BACA JUGA: Jadi Presiden pun Saya Bisa

Termasuk, setoran dari bandar narkoba
Seperti Kalaps Marwan Adli yang diduga kuat menggunakan rekening cucunya Rinaldi Kurnia

BACA JUGA: Apa Kabar Mantan Ketua KPK?

Kini, sang cucu Rinaldi Kurnia juga ikut ditahan oleh BNN.

Sejauh ini, Hartoni bandar narkoba yang diduga memberikan upeti-upeti kepada ketiga pejabat Lapas Narkotika Nusakambangan itu memang belum mengakui keterlibatan petugas LapasMeski, secara umum, ia sudah mengakui semua perbuatannya terkait dengan bisnis narkoba yang dikendalikannya di LP Nusakambangan

"Hartoni masih berkelitIa masih berusaha melindungi para petugas LP Nusakambangan yang terlibatSampai hari ini, ia juga masih menutup-nutupi hal itu," kata Benny Mamoto kepada wartawan JPNN, di JakartaBerikut ini wawancara lengkap antara Benny Mamoto dengan wartawan JPNN Budi Siswanto di Jakarta.


Selamat bagi BNN berhasil membongkar sindikat Narkoba iniBisa diceritakan, bagaimana BNN bisa mengendus sindikat ini?

Terima kasihSebenarnya, semua ini merupakan rangkaian dari penyelidikan kami di lapas Nusakambangan beberapa waktu laluDimana sebelumnya sudah ada orang yang kami tahan terlebih duluNah mereka ini yang memberikan  keterangan yang mengarah ke lapasYa, di Lapas di Nusakambangan.

Berbagai keterangan itulah kemudian kita rangkai kembaliDan berdasarkan dari pengalaman saya menyelidiki jaringan narkotika nasional, maka penyelidikan kami konsentrasikan di Lapas NusakambanganDan perlu saya sampaikan, sejak saya ditempatkan di BNN, saya banyak melakukan penelidikan jaringan narkotika internasional.

Dari sejumlah nama pengedar saya kelompokkan dan benang merah pada suatu jaringan yang mengarah ke NusakambanganDari situ kami melakukan investigasi ke sana.

Lalu, terhadap Hartoni itu sendiri bagaimana?


Kalau investigasi terhadap Hartoni dimulai sejak ditangkapnya Bosky dan Yoyo yang juga kedapatan menjadi pengedar dari dalam LPKeduanya sudah kami tahan dan setelah penyelidikan arahnya ke Hartoni.

Kami menduga, semua LP di Nusakambangan didalamnya terjadi transaksi perdagangan narkobaDan pengedarannya tak hanya dilakukan ke luar Nusakambangan, tapi juga dari LP ke LP di sanaBosky, Yoyo dan Hartoni itu menjadi Bandar di LP yang berbeda.

Tentu BNN sudah mengetahui, bagaimana persisnya Hartoni melakukan transaksi?

Betul..betulSebenarnya Hartoni tidak bekerja sendirianIa bekerja sama dengan rekannya sesama napi di LP Narkotika NusakambanganDari kerja sama inilah, kemudian Hartoni bisa memasok narkoba ke daerah.

Nah kemudian, mengapa ia bisa beraksi? Tentu ini ada peran dari petugas LapasMereka bisa bebas beraksi karena mendapat perlindungan dari aparat lapas, dan kuat dugaan mereka adalah Kalapas Marwan Adli, KPLP Iwan Syaefudin dan Kasi Binadik Fob Budhiyono.

Mereka juga dibantu seorang sipir bernama Kiswanto yang bertindak sebagai kurir pembawa barang ke dalam lapasSebagai imbalannya, para aparat lapas mendapatkan bagi hasil dari hasil transaksi.

Seperti apa cara pembayarannya?


Melalui nomor rekeningAntara Hartoni dan rekannya di dalam lapas bertransaksi melalui rekeningBegitu juga dengan pembayaran upeti kepada para aparat lapasUntuk menghilangkan jejak kami duga Kalapas dan dua anak buahnya memakai rekening orang lain.

Untuk Kalapas sendiri sudah kami dapati memakai rekening cucunya Rinaldi KurniaMakanya Rinaldi ikut kami tahanSedangkan, cara pemesanannya kepada orang yang di luar lapas melalui HP.

Seperti apa fasilitas yang diberikan pihak lapas kepada Hartoni?

Dia dibuatkan rumah sendiri dengan fasilitas lengkap di luar tembok lapasDisitu dia makin bebas mengendalikan transaksinyaHP fasilitas pendukung bisnisnya dibiarkan petugas lapas.

Namun, saat kami menjemput dan menahan Hartoni beserta aparat lapas, rumah itu sudah tak ada dan sudah diratakanMereka tidak tahu kami telah memiliki dokumentasi berupa foto rumah tersebut yang diperoleh dari penyelidikan lalu.

Bagaimana tanggapan bapak soal pernyataan Hartoni kalau Kalapas tidak terlibat?

Banyak bukti yang menguatkanSalah satunya, kami mendapatkan adanya tanah seluas tiga ribu hektar di BogorKalapas dan Hartoni memilikinya secara bersama, jadi separuh-separuh.

Kami juga telah menahan sejumlah bukti yang menguatkan keterlibatan Kalapas beserta kedua anak buahnya ituNanti akan kami sampaikan setelah semuanya lebih jelas lagi.

Ada strategi khusus bagi BNN untuk memangkas peredaran Narkoba dari Lapas?

Kami memiliki strategi khusus yang tak bisa disampaikan ke publikYang pasti terindikasi 7 lapas yang ada di Nusakambangan semuanya ada Bandar dan pemakai narkobanyaBanyak malahItu akan menjadi pengembangan penyelidikan kami.

Kira-kira siapa lagi yang akan ditahan terkait kasus ini?  

BNN sedang menyelidiki kemungkinan terlibatnya pejabat di atas Kalapas yang ikut menerima setoranBila kedapatan pasti akan ditahan tanpa terkecualiIni demi masa depan negara ini agar tak dirusak oleh narkotika.(sto/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Janjikan Perubahan di Gedung Bundar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler