Maspion Group Kucurkan Rp 15 Triliun untuk Bangun Maspion City

Minggu, 11 Desember 2016 – 13:28 WIB
Ilustrasi. Foto: Ist

jpnn.com - SURABAYA – Maspion Group melebarkan sayap bisnisnya ke sektor properti.

Kelompok usaha tersebut berencana membangun Maspion City pada 2018.

BACA JUGA: 90 Persen e-Money Mandiri untuk Transportasi

Nilai investasi yang digelontorkan pun sangat besar, yakni Rp 15 triliun-Rp 20 triliun.

Presiden Direktur Maspion Group Alim Markus menyatakan, Maspion City bakal dibangun di lahan 5,7 hektare di Jalan Ahmad Yani.

BACA JUGA: Gandeng Pakuwon Group, BCA Perbesar Porsi Kredit Apartemen

Di lokasi itu, Maspion Square telah berdiri.

’’Kami akan bekerja sama dengan investor Singapura untuk permodalan. Desainnya juga diambil dari sana,’’ ungkapnya setelah peresmian Pusat Otomodif Terpadu (POT) Maspion Square Surabaya, Jumat (9/12).

BACA JUGA: Pertamina Jamin Pasokan Energi di Tulang Bawang dan Mesuji

Maspion City bakal dibangun dengan konsep superblok. Terdapat hotel bintang 3–5, mal, pusat bisnis teknologi dan informasi, convention center, apartemen, SOHO, pusat hiburan, serta sentra aktivitas outdoor.

Alim menyebutkan, Maspion City dibangun secara bertahap, mulai pembangunan mal dan hotel.

Yang terbaru, Maspion Group mengembangkan POT di Maspion Square.

Yakni, tempat modifikasi, variasi, dan aksesori mobil.

Pihaknya menyediakan tempat bagi 150 tenant di lokasi tersebut.

POT merupakan langkah awal Maspion Group dalam mengembangkan Maspion City.

’’Lokasi ini sangat strategis karena mobilitas cukup tinggi. Apalagi, ini merupakan jalan utama untuk datang ke Surabaya atau keluar dari Surabaya,’’ tuturnya.

Selain itu, pihaknya ingin membangun superblok di beberapa daerah seperti Bandung dan Semarang.

Bisnis Maspion tumbuh lima persen. Maspion Group memiliki 36 perusahaan dan 52 divisi yang bergerak di beberapa sektor.

Mulai properti, industri, elektronik, peralatan memasak, alumunium atau baja, pelabuhan, hingga perbankan.

Humas Maspion Group Sugiyanto menambahkan, sektor peralatan memasak mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 8–10 persen.

’’Pertumbuhan permintaan didorong konsumen Indonesia yang mulai beralih ke produk dalam negeri,’’ ucapnya.

Sektor pelabuhan juga meningkat 12 persen.

Sementara itu, pertumbuhan kawasan industri mencapai sepuluh persen.  (vir/c18/sof/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Strategi Mandiri Tunas Finance Capai Pembiayaan Baru Rp 18 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler