jpnn.com, MAKASSAR - Puluhan masyarakat dari berbagai Kecamatan di Kota Makassar melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Balai Kota, Rabu (21/9).
Tampak masyarakat melakukan aksi menggunakan mobil truk pengangkut kontainer.
BACA JUGA: Kadis Perkimta Sulsel Tepis Kekhawatiran Danny Pomanto
Salain itu, massa aksi memajang spanduk yang bertuliskan menolak pemilihan ketua RT RW melalui e-voting.
Salah satu massa aksi bernama Darmisa (45), warga asal Panakukang, menyebut kebijakan Wali Kota Makassar Mohammad Ramadhan alias Danny Pomanto sangat bobrok.
BACA JUGA: Antisipasi Hepatitis Akut, Danny Pomanto Perintahkan Ini ke Nakes Makassar
Dia menganggap Danny Pomanto hanya mementingkan dirinya sendiri. Apalagi sistem pemilihan e-voting membutuhkan anggaran yang sangat banyak.
"Katanya anggaran sekitar Rp 3 miliar untuk pemilihan e-voting. Wahai Pak Danny Pomanto mending itu uang kasih warga yang tidak dapat BLT," katanya saat melakukan orasi.
BACA JUGA: Danny Pomanto Pecat Pegawai Terlibat Pembunuhan Najamuddin Sewang
Salain itu, pemilihan e-voting sangat mudah terjadinya kecurangan.
Dia menilai tidak semua warga Makassar bisa menggunakan teknologi canggih.
"Mending pemilihan secara manual saja. Anggaranya juga tidak banyak," tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Aliansi RT/RW Kota Makassar Khairil menilai e-voting ini melanggar asas pemilihan, apalagi belum ada tahapan sosialisasi yang dilakukan pemerintah daerah.
"Bapak Wali Kota Makassar Mohammad Ramadhan Pomanto seharusnya menyesuaikan dengan keadaan masyarakat yang ada. Warga belum siap secara penuh menggunakan teknologi," cetusnya.
Dia khawatir terjadi kecurangan, terutama bagi masyarakat yang masih gagap teknologi (gaptek).
"Kami melihat ini keluar dari asas pemilu yang diatur Undang-undang," beber dia.
Hingga saat ini, pihak perwakilan pemerintah Kota Makassar belum menemui masyarakat aksi. (mcr29/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Danny Pomanto: Silakan Mudik, Jangan Bawa Mobilnya
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : M. Srahlin Rifaid