JAKARTA - Pasar finansial Indonesia tidak bisa lagi mengelak dari guncangan krisis globalSebagai bukti, pasar saham Indonesia masuk kategori bearish market (penurunan harga saham secara umum dalam periode tertentu)
BACA JUGA: BP Migas: Empat Lapangan CNOOC Segera Beroperasi
Indikasinya, indeks harga saham gabungan (IHSG) terjungkal 22 persen lebih dari posisi tertingginya pada 1 Agustus laluPenurunan tersebut sudah melampaui batas yang menjadi konsensus trader, yakni pasar dikatakan bearish jika anjlok 20 persen dari posisi tertingginya sepanjang sejarah
BACA JUGA: DPR Diminta Renegosiasi Kontrak Freeport
Pada perdagangan kemarin yang diharapkan terjadi rebound, IHSG justru terperosok 110,209 poin (3,22 persen) ke level 3.316,137Selain itu, krisis utang Eropa mengakibatkan asing hengkang dari pasar obligasi
BACA JUGA: BII Care Digelar di Lima Kota
Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, investor asing menarik dana Rp 18,4 triliun atau USD 2 miliar dari obligasi pemerintah dalam kurun delapan hari hingga 21 SeptemberRupiah juga keok ke level terendah dalam 15 bulan terakhirPada perdagangan valas kemarin (26/9), USD bertengger di level Rp 9.115, atau level paling lemah sejak 18 Juni 2010Intervensi BI hanya mampu mengangkat sedikit sehingga di posisi Rp 9.050 per USD, melemah jika dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu di Rp 8.950 per USD.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, tidak seperti pada perdagangan Jumat pekan lalu (23/9), pada perdagangan kemarin, pemodal dalam negeri terlihat tidak ingin mengoleksi saham-saham yang harganya tergolong murah"Pemodal lokal besar yang biasanya menjaga market hari ini (kemarin) terlihat kurang begitu agresif," ujarnya kemarin.
Investor asing tidak jauh berbedaDana asing kembali mengalir keluar lantai bursaTransaksi investor asing pada perdagangan kemarin tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) Rp 114,928 miliar di seluruh pasarSektor agrikultur mencatatkan penurunan terdalam sebesar 6,47 persen disusul sektor industri dasar 5,06 persen dan sektor pertambangan turun 5,47 persen.
Menurut Research Analyst PT Panin Sekuritas Purwoko Sartono, indeks gagal melanjutkan rebound pada Jumat pekan lalu karena masih dipengaruhi oleh krisis utang Eropa yang dikhawatirkan memengaruhi perekonomian global secara keseluruhan"Panic selling yang terjadi sejak sesi pagi akhirnya mereda setelah bursa Eropa dibuka menguat," ungkapnya.
Hari ini, kata Purwoko, indeks diperkirakan masih bergerak naik turun (volatile)"Kami menilai akan sulit terjadi pembalikan arah tanpa dorongan capital inflow dari investor asing," ujarnyaIndeks bisa bergerak di kisaran support 3.210 dan resistance 3.360(gen/c6/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bapepam Izinkan Jababeka dan Clipan
Redaktur : Tim Redaksi