BACA JUGA: Tiga Siswi Tertangkap Pesta Miras
21 Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan ini tewas setelah tercebur dalam air yang ada di ember cat berukuran 25 kilogramAir tadi memang sengaja ditampung untuk digunakan membasuh kaki para penghuni sebelum masuk ke dalam rumah
BACA JUGA: 100 Gram Ganja, Delapan Tahun Penjara
Sebelum ajal menemjemput, pada Selasa (25/10) sekira pukul 06.00 Wita, Fahri-begitu anak bawah lima tahun (Balita) ini disapa-sedang bermain dengan kakaknya Haikal (3)Di dalam rumah, selain Haikal dan Fahri, terdapat adik Siti Sumanti, Ida (17) serta sang kakek, La Ode
BACA JUGA: Penipuan Surat Berharga Palsu Beraksi Bontang
Sementara Siti Sumanti sudah berangkat kerja sebagai cleaning service Bandara Sepinggan BalikpapanAyah korban, Khobir tidak di rumahKhobir meringkuk di rumah tahanan (Rutan) dalam kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor).Setengah jam kemudian, Ida hendak berangkat sekolah, di SMKN 1 jurusan pertambanganSaat membuka pintu rumah, Ida terkejut bukan kepalangDia melihat seorang bocah dengan terendam dalam air cuci kaki di dalam emberJantungnya nyaris copot begitu mengetahui, balita yang tak lagi bergerak itu adalah keponakannya sendiri.
“Fahri, Fahri, tolong, tolong, Fahriiiii,” jerit Ida sembari berlari ke dalam rumah memanggil kakek yang tengah tertidurSuara Ida yang nyaring tak hanya membuat gaduh seisi rumahKetua RT dan masyarakat di lingkungan sekitar mendengar jeritan itu dan langsung berhamburan menuju rumah Fahri.
"Tadinya sih mereka (Fahri dan Haikal, Red) main di depanTapi nggak tahu, tiba-tiba kok kejadian seperti ini," ujar La Ode, sang kakek saat diwawancarai Balikpapan Pos
Biasanya, ungkap dia, setelah Ida berangkat sekolah Fahri diasuh oleh tetangga mereka yang akrab dipanggil nenekKakek korban mengungkapkan, saat bermain, Haikal dan Fahri berpisahPengasuhnya sendiri biasanya baru datang pukul 07.00 Wita.
“Jadi saya tidak tahu, kenapa kok Fahri bisa tercebur di dalam ember,” ungkap La Ode yang mengaku baru pulang ke rumah pukul 05.00 WitaIa menyebut, dirinya bekerja malam sampai subuh sebagai wakar di Balikpapan Regency selain bekerja sebagai cleaning service di bandara Sepinggan, Balikpapan
Kematian Fahri yang tidak diketahui bagaimana kejadian persisnya, sampai ke telinga sang ibu, Siti Sumanti dan suaminya yang masih di Rutan, KhobirMendapat telepon dari keluarga, Siti langsung meminta izin tempatnya bekerja untuk pulang ke rumahKeluarga juga menelepon pihak Rutan sehingga Khobir mengizinkannya keluar setelah mendapat izin kepala Rutan serta Kejaksaan Negeri Balikpapan.
Kepada Balikpapan Pos (JPNN Grup), Khobir maupun Siti mengaku sangat merasa kehilanganNamun mereka ikhlas dengan kepergian anaknyaDari pengamatan koran ini, wajah ibu dan ayah korban terlihat kesedihan namun keduanya sama sekali tidak meneteskan air mata baik selama memandikan jenazah Fahri, mencium kening dan pipi almarhum, maupun saat pemakaman berlangsung.
Jenazah korban dimakamkan, kemarin di tempat pemakaman umum (TPU) Gunung Bahagia dekat komplek BDS sekira pukul 15.00 wita
Sementara itu Kapolsek Balikpapan Selatan, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Gatot Yulianto SIK mengatakn sudah mengetahui hal iniNamun dari keterangan anggotanya yang ada di lapangan, pihaknya tidak menemukan adanya tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban
"Tidak ada tanda-tanda- penganiayaan di tubuh korban, jadi itu murni musibah," tuturnya. (bp3)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Miras Oplosan Renggut Nyawa Dua Pemuda
Redaktur : Tim Redaksi