jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama para tokoh lintas agama berkumpul di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (26/9). Para tokoh lintas agama menemui Presiden Ketujuh RI itu untuk menyampaikan berbagai hal tentang persoalan terkini, termasuk maraknya demo yang berujung ricuh.
Para pemuka agama yang hadir pada pertemuan itu adalah Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Ignatius Suharyo, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Dr. Henriette Tabita Lebang, serta Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Arief Harsono.
BACA JUGA: Benarkah Ada Penumpang Gelap di Balik Demo Mahasiswa dan Pelajar?
Selain itu, ada pula tokoh agama lainnya yang juga hadir. Di antaranya Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Ws. Budi Santoso Tanuwibowo, Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya.
Adapun Presiden Jokowi tak sendirian. Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung tampak duduk mengapit Jokowi.
BACA JUGA: Jokowi Panggil Menristek ke Istana Bahas Soal Demo Mahasiswa, nih Hasilnya
Helmy mengatakan, para tokoh lintas agama menyampaikan sejumlah masukan kepada Presiden Jokowi. "Siang ini Pak Presiden mengundang beberapa tokoh lintas agama. Tadi kami semua menyampaikan keprihatinan kepada beliau terhadap situasi mutakhir," katanya usai pertemuan itu.
Mantan anggota DPR itu menjelaskan, ada berapa hal yang didiskusikan dalam pertemuan itu. Antara lain mengenai kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sudah ditangani pemerintah.
BACA JUGA: Katib Am PBNU Kunjungi Vatikan, Ini Misinya untuk Paus Fransiskus
Selanjutnya, pertemuan itu juga membahas perkembangan situasi di Papua dan Papua Barat akhir-akhir ini. Pada intinya, kata Helmy, tokoh lintas agama menyampaikan sejumlah masukan untuk Papua dan Papua Barat, termasuk pentingnya mengatasi kesenjangan ekonomi dan pendidikan.
Hal lain yang jadi bahasan pertemuan itu adalah maraknya demo. Helmy menegaskan, gerakan mahasiswa bertujuan menyerukan ajakan moral.
"Terakhir tentunya yang dibahas mengenai perkembangan terakhir, yaitu adanya gerakan demonstrasi mahasiswa di sejumlah daerah. Intinya kami semua melihat bahwa gerakan mahasiswa adalah suatu moral force," ucap Helmy.
Meski demikian Helmy mengharapkan gerakan mahasiswa bisa menghindarkan diri dari pihak-pihak lain yang berupaya menyusup. “Kami juga berharap agar gerakan mahasiswa ini betul-betul dapat dihindarkan dari adanya kelompok-kelompok kepentingan tertentu yang ingin menunggangi agenda-agenda tersebut," tuturnya.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam