Masyarakat NTT Minta Maaf

Sabtu, 17 September 2011 – 18:43 WIB

MAKASSAR - Ketua Umum Kerukunan NTT, JK Hadjon, mewakili masyarakat NTT, menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang terjadi di depan M'ToS, Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan yang menewaskan dua bocah dan purnawirawan polisiTerdapat lima poin yang disampaikan sekaitan dengan adanya korban tewas dan luka dalam peristiwa tersebut

BACA JUGA: Pengungsi Mulai Tinggalkan SPN Batua

Namun ia juga menegaskan, kejadian itu murni tanggung jawab pribadi pelaku.

"Perbuatan kriminal tersebut merupakan tanggung jawab pribadi oknum bersangkutan dan menyerahkan sepenuhnya kepada yang berwajib untuk diproses sesuai hukum yang berlaku," ujar Hadjon.

Ia juga menegaskan, semua isu negatif dan provokatif yang beredar itu tak benar
Hal itu justru hanya menyesatkan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan

BACA JUGA: Kepres Sekdaprov Paling Telat Akhir Bulan

Masyarakat NTT di Sulsel, khususnya di Makassar, kata dia, berada dalam keadaan aman dan selalu ingin hidup berdampingan secara damai.

Pengurus Kerukunan NTT lainnya, Suwardi Hiong yang juga anggota DPRD Kota Makassar dari PDIP, juga mengaku telah membangun komunikasi dengan berbagai kalangan yang intinya untuk semakin merekatkan masyarakat NTT
Ia juga mengatakan, rencananya akan ada pertemuan untuk membangun komunikasi agar tercipta kondisi yang semakin harmonis

BACA JUGA: Sumber Kencono Aman

Kejadian di M'ToS, kata dia, murni kriminal murni.

Salah seorang masyarakat NTT, Yosep, 27 tahun mengatakan, ia mengungsi karena ditelpon oleh rekan-rekannyaIa mengaku belum bermalam di SPN Batua dan masih bekerja seperti biasa sebagai sekuriti di sebuah tokoSama seperti rekan-rekannya, Yosef mengaku menginginkan adanya rasa aman"Kita inginkan ini cepat selesai dan semuanya berdamaiDi sini, kita hanya mencari hidup," ujarnya.

Rini, 21 tahun, mahasiswa perguruan tinggi swasta di Makassar jurusan keperawatan angkatan 2008, mengaku kesulitan mendapatkan makanan sejak mengungsiUntuk makan siang atau malam, kendati ada makanan yang didrop, namun tidak semua pengungsi kebagianRini sudah bertahun-tahun tinggal di MakassarRini juga mengaku hanya tidur di lapangan asrama karena barak SPN Batua penuh.

Usai pertemuan antara Kapolrestabes Makassar dan Kerukunan NTT, sejumlah pengungsi mulai meninggalkan SPN BatuaMereka yang ingin pulang disiapkan alat transportasi oleh kepolisianHanya saja, petugas meminta mereka agar tidak meninggalkan lokasi penampungan secara massif.

Sementara itu Asisten Teritorial Kodam VII/Wirabuana, Kolonel Inf M Shokir, mengatakan, hingga kini, jumlah pengungsi yang belum pulang ke rumahnya masih tersisa 1.148Mereka yang masih tinggal tersebut belum pulang karena pengantaran ke rumah masing-masing tidak selesai hingga tadi malamSisanya yang masih tinggal tersebut, kata dia, sudah diperbolehkan pulang juga hari ini.

"Kita bersama-sama berupaya menjamin kemanan mereka dengan cara melakukan patroli gabungan," katanyaHasil pertemuan dengan tokoh masyarakat NTT, kata dia, menghasilkan kesamaan pandangan bahwa peristiwa M'ToS tidak ada kaitannya dengan suku, ras, agama, dan antar golongan (SARA).

Sementara itu, Kapolda Sulsel, Irjen Polisi Johny Waenal Usman melalui Kasubbid Penmas, AKBP Muh Siswa, meminta agar masalah ini diserahkan ke penegak hukum untuk diselesaikanIa juga meminta upaya dengan pendekatan kearifan lokal agar tercipta kerukunan dan perdamaian di Sulsel.

"Kasus tersebut murni kriminal yang sementara ini dalam penanganan pihak kepolisian," ujar SiswaMenurutnya, semua SMS dan kegiatan provokatif lainnya adalah perbuatan oknum yang tidak bertanggung jawab dan ingin menciptakan isntabilitasMakanya ia meminta agar hal ini disikapi dengan bijak(zuk)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Lebaran, Gugat Cerai Naik 100 Persen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler