Masyarakat Sudah Terbelah Sejak Pilpres 2014 dan Pilkada DKI

Kamis, 03 Mei 2018 – 14:24 WIB
Massa pendukung Ahok melakukan aksi di depan Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jakarta, Senin (26/2). Foto: Ismail Pohan/INDOPOS/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, masyarakat sudah lama terbelah, yakni sejak Pilpres 2014 lalu, terbawa hingga ke Pilkada DKI 2017.

Menurut Ujang, suasana keterbelahan itu bahkan kini kembali mengemuka secara terang-terangan menjelang Pilpres 2019.

BACA JUGA: Sebagian Masyarakat Mulai Liar Jelang Pilpres 2019

Sebagian pihak menginginkan Joko Widodo kembali memimpin untuk periode kedua, sementara sebagian lainnya menginginkan tokoh baru yang memimpin.

"Dalam negara demokrasi soal dukung mendukung hal yang wajar. Namun harus tumbuh dan dikembangkan rasa persaudaraan dan persatuan," ujar Ujang kepada JPNN, Kamis (3/5).

BACA JUGA: Jokowi Boleh Menghadiri Deklarasi Capres dengan Syarat

Menurut Pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia ini, langkah menumbuhkan rasa persaudaraan tidak akan berjalan efektif jika para elite politik masih terus memprovokasi masyarakat.

Akibatnya, tidak heran jika kemudian muncul tindakan diduga persekusi dan intimidasi dari kelompok pengguna kaus #2019GantiPresiden terhadap pengguna kaus #DiaSibukKerja di area car free day Jakarta, Minggu (29/4).

BACA JUGA: Golkar Serahkan ke Jokowi, Pilih Pak JK atau Airlangga

"Jadi semua pihak harus saling menjaga dan menghormati sesama anak bangsa. Tumbuhkan rasa toleransi. Sekarang ini terkesan urusan itu diserahkan pada masyarakat. Harusnya semua pihak ambil bagian, terutama pemerintah dan partai politik," pungkas Ujang.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Temui Zulkifli Hasan, Rizal Ramli Soroti Politik Pencitraan


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler