jpnn.com, JAKARTA - Wakil Bupati Trenggalek M Nur Arifin mengaku rela dikritik bertubi-tubi oleh warganya demi memaksimalkan pengabdiannya. Wakil bupati termuda di Indonesia yang beken disapa dengan panggilan Gus Ipin itu mengatakan, usianya yang masih remaja memang membuat warganya tak sungkan-sungkan mengkritik dan menasihatinya.
“Kalau bupatinya agak sepuh, bagaimana mau ngata-ngatain?” kata Gus Ipin dalam workshop Kaderisasi PDI Perjuangan Memenangkan Hati Rakyat di Jakarta, Senin (9/7).
BACA JUGA: Mulanya Pengurus PDIP Tingkat Desa, Winarti Kini Jadi Bupati
Kader PDIP yang sebentar lagi akan menjadi bupati Trenggalek menggantikan Emil Dardak itu menegaskan, usianya yang muda tak mau dikotori uang haram. Sebab, dia tak mau karier politiknya terhenti di usia 30 tahun atau saat periode kepemimpinannya di Trenggalek berakhir pada 2020.
“Misalnya saya korupsi, saya purna tugas di usia 30 tahun, karier saya bisa selesai di angka 30 tahun,” katanya.
BACA JUGA: Tips Mangkus Bupati Dokter Kandungan Jauhi Godaan Rasuah
Karena itu Gus Ipin selalu terkenang pendapat Bung Karno. Yakni tentang kepemimpinan yang progresif dan revolusioner. “Progresif artinya menurut Bung Karno mengabdi sebesar-besarnya untuk rakyat,” ujarnya.
Pencinta Bung Karno itu juga mengajak kalangan muda tidak ragu-ragu mengawali langkah kecil untuk perubahan besar. Politik dalam benak Gus Ipin adalah cara yang bisa mengubah nasib.
BACA JUGA: Jurus Investasi Hati Pemikat Rakyat ala Bupati Cantik PDIP
Akhirnya, dia memutuskan masuk PDI Perjuangan. “Pengkaderan di PDI Perjuangan yang membuat niat dan tekad saya yang sudah menggempal sampai mengkristal,” ujar Gus Ipin.
Kini, menjadi kepala daerah membuat Gus Ipin lebih punya kans untuk mendorong perubahan. “Pemerintah punya kuasa untuk melakukan top-down revolution,” katanya.(jpg/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tugas Sejarah PDIP dan Ikhtiar Kader Bekerja dengan Ideologi
Redaktur : Tim Redaksi