jpnn.com - BEKASI - Padatnya penduduk Kota Bekasi berefek kepada tingginya jumlah volume sampah. Saat ini, Dinas Kebersihan setempat mendata setiap penduduk menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah. Alhasil, 1.500 ton dihasilkan oleh 2.2 juta jiwa setiap harinya.
”Dari 1500 ton sampah yang tersebar di wilayah Bekasi, hanya 800 ton yang terangkut tiap harinya. Keterlambatan pengangkutan itu diakibatkan keterbatasan armada dan luas lahan TPU Sumur Batu yang sudah sempit,” kata Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi, Abdilah, kemarin.
BACA JUGA: Bukannya Tidur, Pukul 03.00 Malah Tawuran, Dua Tewas
Abdilah menjelaskan, kepadatan penduduk sekarang ini dari pertumbuhan pemukiman yang cukup tinggi. Di Kota Bekasi saja saat ini jumlah penduduk mencapai 2.2 juta jiwa. Tentu sampah yang dihasilkan dari kebutuhan sehari-hari masyarakat bertambah. ”Karena penduduk kita ini sudah padat, sampahnya pun bertambah,” ujarnya.
Makanya, Abdilah sekarang ini tengah berupaya memaksimalkan pengolahan pupuk, dan memperbanyak kelompok bank sampah di tengah pemukiman masyarakat. Tindakan itu kata dia, untuk meringankan beban pembuangan sampah ke TPA Sumur Batu. ”Kalau sudah dipilah-pilah di bank sampah, volumenya menjadi berkurang saat dibawa ke pembuangan akhir,” ucapnya.
BACA JUGA: Ahok Bilang Djarot Sudah Koordinasi Soal PRJ Senayan
Dia menambahkan, sesuai dengan survey yang dilakukan oleh sejumlah pemerharti lingkungan tahun 2015, bahwa masyarakat Bekasi menghasilkan sampah 2.5 liter per orang tiap harinya. Sehingga, apabila dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Bekasi yang mencapai 2.2 juta jiwa, maka hasil sampah dari masyarakat sebanyak 1.500 ton tiap harinya.
Abdillah menambahkan, setiap sehari produksi sampah di Kota Bekasi diangkut oleh 178 unit truk sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu, Bantargebang. Namun, 22 unit truk tidak bisa beroperasi karena rusak parah, dan 2 unit lainnya digunakan sebagai armada bantuan dinas lainnya. ”Sehingga tinggal 158 unit truk sampah yang beroperasi di 12 Kecamatan di Kota Bekasi,” ujarnya.
BACA JUGA: Rumah Bekas Indekos Tata Chubby Dibongkar, Ternyata Ini Sebabnya...
Perlu diketahui, Kota Bekasi memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu, Bantargebang, seluas 15 hektar. Lahan ini dibagi menjadi 5 zona. Untuk zona 1 dan 2 seluas 2 hektar, zona 3 seluas 1,7 hektar, zona 4 sekitar 2,7 hektar, dan untuk zona 5 seluas 4 hektar. ”Masing-masing zona sudah penuh, ini juga salah satu permasalahan mengapa sampah tidak dapat cepat terangkut ke TPA, proses pembuangan lama karena gunungan sampah sudah terlalu tinggi,” jelas Abdilah.
Sementara itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menegaskan, pihaknya terus memaksimalkan masyarakat dalam pengolahan sampah di bank sampah. Sehingga, seluruh sampah yang terangkut bisa lebih ringan untuk dibawa ke lokasi pembuangan akhir.
Rahmat menjelaskan, keberadaan truk sampah yang sekarang dimiliki selalu bereperan penting dalam menarik sampah dari pemukiman penduduk. Bahkan, dia berharap, seluruh sampah yang ada di daerah perbatasan dengan DKI, bisa terangkut semua. ”Makanya kami sangat berharap kalau bantuan mobil truk sampah dari DKI bisa membantu dalam mengurai sampah,” tandasnya. (dny)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jakarta Sudah 488 Tahun, Masih Kalah sama Malaysia dan Singapura
Redaktur : Tim Redaksi