Mayoritas Konflik Agama Dipicu Non Agama

Jumat, 25 Februari 2011 – 19:10 WIB
JAKARTA - Mayoritas konflik antar agama justru dipicu oleh persoalan-persoalan non agama, namun dikait-kaitkan dengan agama"Menurut hasil penelitian saya, konflik agama yang benar-benar bermotif agama itu hanya tiga puluh persen saja," kata Mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi di Jakarta, Jumat (25/2)

Berbicara dalam dialog kebangsaan "Meneguhkan Kebhinekaan, Menyelamatkan Bangsa", Hasyim menegaskan 70 persen kasus konflik agama dipicu oleh masalah non agama yang dikaitkan dengan agama

BACA JUGA: Angket Pajak Bukan untuk Ganggu SBY

"Semisal konflik sosial, konflik ekonomi atau politik yang kemudian digeser ke konflik agama," ujar Hasyim menegaskan.

Untuk itu, Hasyim menyesalkan jika terjadi konflik antaragama banyak pihak langsung memvonis bahwa peristiwa itu semata-mata adalah konflik antar agama
"Apalagi, Indonesia ini kan sebuah negara yang berada di dua sisi besar, sebagai negara sekuler tetapi juga negara beragama," kata Hasyim

BACA JUGA: MK Dinilai Tidak Fair

Ia menambahkan, untuk menghindari gesekan antar agama seperti itu, merupakan tugas negara
"Jadi, negara harus aktif bagaimana mensosialisasikan rumusan kehidupan yang tenteram, damai dan berdampingan antar agama satu dengan agama lainya"

Menurut  Sekjen ICIS tersebut, Indonesia tidak mono agama, sehingga  masyarakatnya tidak bisa menuntut menjadi suatu negara agama

BACA JUGA: PAN Tak Terbebani Bongkar Mafia Pajak

Pada saat  yang sama, Indonesia juga bukan negara sekuler yang bebas segalanya  tanpa ada norma agama sebagai batasannya.

Terkait dengan hal itu, ia menambahkan, Pancasila sebagai dasar negara ini merupakan temuan yang luar biasa dan mampu merangkum keduanya secara seimbang.

Ditempat yang sama, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin yang juga menjadi pembicara mengatakan, Islam adalah agama yang menyebarkan perdamaian dan kasih sayangnamun ironisnya Islam sering dipersepsikan sebagai agama kekerasan dan suka membunuh.

"Kekerasan itu kita kecam dan kutuktapi persepsi demikian juga harus diluruskan," ujarnya.

Menurut  Din, kekerasan yang banyak terjadi saat ini tidak berdiri sendiri  tetapi ada keterkaitan dengan kriminal yang terorganisasiHal itu  diperburuk lagi dengan negara yang sudah melakukan pembiaran terjadinya  kekerasan itu.

"Itu semua jelas mengancam kebhinekaan bangsa Indonesia," ujarnya.Diantara agama-agama yang ada di Indonesia, Din menuturkan, secara  teologis jelas berbeda dan tidak bisa disatukanTapi di dalam  perbedaan itu, ada banyak kesamaan dan berbagai potensi kesamaan itu  harus diarahkan menghadapi musuh kemanusiaan, seperti pelanggaran HAM,  kemiskinan dan korupsi.(awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua DPR Dukung Rembuk Asuransi Nasional


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler